Pemetakan Celah Kekerasan Seksual di Pesantren

Bayangkan jika misalnya ada seorang guru pria yang bertempat tinggal menempel di satu lokasi dengan asrama putri. Tanpa mengecilkan arti kondisi spiritualitas seseorang, namun manusia adalah manusia.

Meskipun seandainya sang guru pria tinggal di rumah tersebut bersama dengan istrinya, namun jika setiap hari bertemu dan berinteraksi secara intensif dengan santri-santri putri ini misalnya, maka godaan biologis untuk melakukan pelecehan dan kekerasan seksual bisa saja untuk muncul.

Meski beberapa kejadian pelecehan dan kekerasan seksual terjadi karena faktor ini, namun faktor setting tempat dan lokasi semacam ini seringkali dianggap bukan sebagai ancaman.

Anggapan bahwa seorang guru semestinya tidak mungkin punya hasrat seksual terhadap santrinya sendiri menjadi pemicu kenapa faktor setting tempat semacam ini sering diremehkan.

Pemetaan dari beberapa celah yang memungkinkan terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual di pesantren bisa menjadi titik pijak awal dalam melakukan langkah-langkah berikutnya.

Strategi baru yang disusun berdasarkan celah-celah yang ada diharapkan bisa dirumuskan dengan lebih efektif. Sehingga di masa depan, kejadian serupa bisa dihindari dan bahkan dicegah sejak jauh-jauh hari.

Ita Fajria Tamim seorang dokter sekaligus pengasuh pesantren di Sampang, Madura.

Sumber : detik.com

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist