“Nah, ini yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya, sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas,” papar Budi.
Kendati demikian, metode TMC tanpa hujan tersebut memerlukan persiapan matang. Untuk saat ini, lanjut Budi, BRIN belum siap betul dan masih perlu mendesain serta membuat konsul untuk menempatkan dry ice di dalam kabin pesawat.
“Dry ice ini, yaitu CO2. Jika packaging dan handling di pesawat sembarangan, kru bisa kehabisan oksigen atau hypoksia,” terangnya.
Budi menambahkan ada satu alternatif bahan semai lain yang bisa dicoba dan lebih memungkinkan untuk diimplementasikan, yaitu menggunakan kapur tohor. Bedanya, kalau dry ice mengondisikan udara agar menjadi lebih dingin, sementara dengan kapur tohor sebaliknya, mengondisikan udara menjadi lebih panas.
“Tapi prinsipnya sama, mengondisikan suhu di lapisan isotherm pada ketinggian tertentu untuk mengganggu kestabilan atmosfer, ” tambah Budi. (Mg06)