“Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, Bulog sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton,” kata Suyamto dalam keterangan tertulis, Jumat (3/11/2023) yang lalu.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkap utang perusahaan untuk pengadaan beras telah mencapai Rp 7 triliun. Hal ini diungkapkan usai melakukan rapat dengan Komisi IV DPR RI.
“Itungan persisnya saya nggak tau ya, karena ini masing pengadaan-pengadaan. Berapa kemarin itu Rp 7 triliun,” ungkapnya kepada wartawan, di Kompleks DPR RI, Senin (3/4/2023).
Sementara utang pemerintah ke Bulog sisanya tinggal Rp 2,6 triliun. Buwas mengatakan utang sejak dari 2020, namun sebagian sudah dibayarkan.
Perum Bulog sendiri sejauh ini memang sering kali melakukan pinjaman ke bank-bank Himbara untuk membeli beras. Pembelian itu baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Hal ini pernah diakui oleh Buwas dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian dan Komisi IV DPR RI pekan lalu. Dalam rapat hari ini saja, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin juga menyinggung utang Bulog yang semakin meningkat.
Awalnya Sudin mempertanyakan kepada Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi apakah pemerintah sudah menyiapkan dana untuk Bulog membeli beras impor. Ia meminta agar Bulog jangan sampai meminjam uang terus ke bank hingga bunganya meningkat.
“Jangan sampai bulog disuruh nombok in dulu belinya dengan uang pinjaman bulog. bunganya bunga komersial,” jelasnya.