Natuna saat ini memang sedang bergejolak. Satu unit kapal riset milik China, Hai Yang Di Zhi 10 disebut oleh Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso tengah mondar-mandir di perairan Laut Natuna Utara.
Imam menjelaskan kapal itu bergerak dengan pola kotal seperti sawah. Ia berada di kawasan Laut Natuna Utara sejak 31 Agustus hingga 29 September. Namun demikian, TNI AL mengklaim bahwa kapal itu berada di luar yurisdiksi dan belum terpantau melanggar aturan.
Sebelum memimpin matra Angkatan Laut, Yudo merupakan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahan (Pangkogabwilhan) I yang membawahi tiga matra untuk wilayah Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat hinga Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Ia pernah banyak melakukan tugas untuk menangani pandemi Covid-19. Salah satunya, bertanggung jawab atas pengelolaan Rumah Sakit Darurat Covid, Wisma Atler di Kemayoran, Jakarta.
Sementara di Angkatan Darat, Andika juga memiliki karir moncer. Lulusan Akmil 1987 itu telah menghabiskan kariernya di Kopassus selama 12 tahun dengan menduduki berbagai jabatan.
Jabatan terakhir pria kelahiran Bandung 21 Desember 1964 silam di Korps Baret Merah itu sebagai Danton 32 Grup 3/Sandha Kopassus di tahun 2002.
Selama malang melintang di Korps Kopassus, Andika juga pernah melaksanakan sejumlah operasi militer. Di antaranya Operasi Teritorial di Timor Timur pada tahun 1992, operasi bakti TNI di Aceh (1994) dan pernah bertugas dalam misi operasi khusus di Papua.
Andika juga mendapat berbagai promosi sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden setelah Joko Widodo dilantik menjadi Presiden RI ke-7. Kala itu, promosi membuat dirinya berpangkat Mayor Jenderal alias bintang dua.