Menko Airlangga juga menjelaskan tentang pengembangan 20 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, KEK yang telah menunjukkan pertumbuhan investasi cukup pesat adalah KEK Kendal dan Gresik. Ia juga mengajak investor dari Taiwan untuk masuk berinvestasi di kedua KEK tersebut.
“Saya mengapresiasi kegiatan economic outlook hari ini. Selain bermanfaat memberikan wawasan, semoga juga dapat membuka peluang perdagangan dan investasi yang lebih luas antara Indonesia dan Taiwan,” kata Airlangga.
Pada kuartal III-2023, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen secara tahunan (yoy). Capaian tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi China, Malaysia dan AS.
Capaian baik ini juga didukung tingkat inflasi rendah yakni 2,56 persen (yoy). Selain itu, dari sisi fundamental makroekonomi, Indonesia juga masih lebih baik di antara negara-negara lainnya.
“Solidnya perekonomian nasional didukung dari sisi demand dan supply. Sisi demand dikontribusikan oleh konsumsi rumah tangga sebesar 52,62 persen dan investasi PMTB sebesar 29,68 persen. Sementara dari sisi supply, ditopang oleh industri pengolahan dengan kontribusi 18,75 persen terhadap total PDB,” kata Airlangga.
Pertumbuhan industri pengolahan juga terlihat dari indikator indeks PMI Manufaktur Indonesia, yang mana pada Oktober 2023 berada pada angka 51,5 dan ini tumbuh ekspansif selama 25 bulan berturut-turut. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang masih berada pada level ekspansif di Asia Tenggara.