Peluncuran Buku Antologi Cerpen “Bukan Cerpen Biasa” karya pekerja Migran Indonesia di Singapura

Salah satu penulis, Sari Wijayanti, mengungkapkan rasa harunya saat melihat buku tersebut untuk pertama kalinya. Baginya, menulis cerpen adalah cara untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya selama bekerja di Singapura. Ia berharap cerita-ceritanya bisa menjadi inspirasi bagi pekerja migran lainnya untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan. Sari saat ini sudah pindah ke Swedia karena menikah dengan warga negara Inggris saat di Singapura. Dewi Lubis, yang berinisiasi menerbitkan buku ini juga memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk berfokus pada usaha penerbitan buku. Dia berjanji untuk meneruskan komitmennya memberikan pelatihan bagi para pekerja Migran Indonesia. ”Selalu ada pilihan hidup lainnya, salah satunya menulis. Semoga menulis juga dapat memberikan pilihan bermanfaat bagi kawan-kawan saya, sesama pekerja migran,”ujarnya.

Selain Siti, penulis lainnya seperti Nova Haryanti dan Sumiyati juga berbagi pengalaman mereka dalam proses penulisan cerpen. Nova mengaku menulis di sela-sela waktu istirahatnya, sementara Sumiyati sering mencatat ide-ide cerita saat tengah malam setelah menyelesaikan pekerjaannya. Karena tidak punya akses komputer, SUmiyati mengirimkan naskahnya menggunakan text WhatsApp. Mereka semua sepakat bahwa menulis adalah pelarian yang menyenangkan dan memberikan kepuasan batin.

“Bukan Cerpen Biasa” tidak hanya menjadi bukti kreativitas dan kemampuan sastra para pekerja migran, tetapi juga menjadi simbol keberanian mereka dalam menyuarakan pengalaman hidupnya. Buku ini diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang dan memberikan pandangan yang lebih luas tentang kehidupan pekerja migran di luar negeri.

***
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Singapura
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Email: [email protected]
Instagram: @atdikbud.singapura

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist