Pelayanan kesehatan yang memadai penting untuk mendukung para penyintas kekerasan seksual

Serangan terhadap infrastruktur sipil, seperti fasilitas kesehatan, dan penggunaannya untuk tujuan militer semakin membuat para penyintas kehilangan layanan penting, sehingga menimbulkan tantangan bagi pelaporan dan respons yang aman.

“Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus menjadi mercusuar keselamatan dan penyembuhan bagi semua orang yang terluka dalam konflik, termasuk para penyintas kekerasan seksual,” tegas Guterres.

“Pada Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik ini, marilah kita berjanji untuk menghilangkan momok ini, berdiri dalam solidaritas dengan para penyintas, dan menegaskan kembali komitmen kita untuk melindungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan selama konflik.”

Korban kekerasan seksual di Kongo kini bisa disembuhkan dengan bantuan pekerja garis depan UNFPA.

Baca Juga:  149 Orang Tewas Gara-gara Artis Ternama Datang ?

Hari InternasionalMajelis Umum PBB pada tahun 2015 mencanangkan tanggal 19 Juni sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik pada bulan Juni 2015.

Hari ini diperingati setiap tahun untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya mengakhiri kekerasan seksual terkait konflik, menghormati para korban dan penyintas, dan memberikan penghormatan kepada mereka yang telah membela pemberantasan kejahatan ini.

Tanggal tersebut juga menandai diadopsinya resolusi Dewan Keamanan tahun 1820 pada tahun 2008, yang mengutuk kekerasan seksual sebagai taktik perang dan penghalang perdamaian.

Acara peringatanSejumlah acara pun digelar untuk memperingati hari tersebut.

Di New York, sebuah acara khusus diselenggarakan oleh kantor utusan khusus PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata serta kekerasan seksual dalam konflik, bersama dengan Misi Tetap Argentina untuk PBB.

Baca Juga:  Kongo: Pertempuran mengancam stabilitas seluruh kawasan, utusan tersebut memperingatkan

Diskusi terfokus pada serangan terhadap layanan kesehatan di wilayah yang terkena dampak konflik, dan negara-negara menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengatasi kekerasan seksual terkait konflik dan mendukung para penyintas melalui dana perwalian khusus.

Sebuah situs mikro juga diproduksi, menampilkan pesan-pesan utama dan sumber daya penting, di samping pameran virtual tentang perjalanan para penyintas.

Berita Terkait

Menghentikan konten online yang penuh kebencian bukanlah penyensoran, tegas kepala hak asasi manusia PBB

AS: Pakar hak asasi manusia mendesak Senat untuk menolak rancangan undang-undang yang menyetujui Pengadilan Kriminal Internasional

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top