Aulanews.id – Dalam pengarahan pada hari Selasa, Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq menyoroti ketidakamanan yang semakin mendalam, dan mencatat bahwa personel penting dari berbagai badan PBB dan Misi PBB di Haiti (BINUH) tetap berada di Port-au-Prince untuk melanjutkan aktivitas penting mereka.
Meskipun keselamatan staf merupakan prioritas, PBB tetap terlibat penuh dalam mendukung upaya transisi politik yang dipimpin Haiti dan memberikan bantuan kemanusiaan yang penting.
Program-program terus dilaksanakan di luar ibu kota, menjangkau masyarakat yang membutuhkan di seluruh negeri.
Dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan Respons kemanusiaan PBB datang pada saat krisis ini mempunyai dampak yang sangat parah terhadap perempuan dan anak perempuan.
Menandai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada hari Senin, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menekankan dampak yang tidak proporsional dari krisis ini terhadap perempuan dan anak perempuan di Haiti.
Antara Januari dan Oktober 2024, Terdapat 5.400 insiden kekerasan berbasis gender yang dilaporkan, meskipun jumlah sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.
Statistik yang meresahkan ini diperburuk dengan kekurangan dana untuk layanan yang mendukung para penyintas kekerasan berbasis gender serta kesehatan seksual dan reproduksi.
Dana Kependudukan PBB (UNFPA) telah mengamankan hanya 19 persen dari pendanaan yang dibutuhkan untuk tahun ini, meninggalkan kesenjangan kritis dalam dukungan bagi kelompok rentan.
Lonjakan perekrutan anak Situasi yang dialami anak-anak juga sama memprihatinkannya.