Aulanews.id – Para pemimpin badan PBB mengatakan “sudah cukup” menuntut gencatan senjata kemanusiaan, hampir sebulan setelah perang di Gaza, di mana otoritas kesehatan Palestina mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel kini melebihi 10.000 orang.
Israel menolak tekanan internasional yang meningkat untuk melakukan gencatan senjata dan mengatakan bahwa sandera yang disandera oleh militan Hamas selama serangan mereka dari Gaza ke Israel selatan pada hari Sabtu (7/10/2023) harus dibebaskan terlebih dahulu. Hamas mengatakan pihaknya tidak akan membebaskan mereka saat Gaza sedang diserang.
Dilansir dari Reuters.com pada hari Selasa (7/11/2023) waktu setempat, seorang jurnalis Reuters di Gaza mengatakan pemboman Israel melalui udara, darat, dan laut pada malam hari adalah salah satu serangan paling intens yang dipicu oleh serangan hari Sabtu (7/10/2023) di mana Hamas menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang.
Kementerian Kesehatan di daerah yang dikuasai Hamas mengatakan setidaknya 10.022 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 4.104 anak-anak. Organisasi-organisasi internasional mengatakan rumah sakit tidak dapat menangani korban luka dan makanan serta air bersih hampir habis dan pengiriman bantuan tidak mencukupi.
“Seluruh penduduk terkepung dan diserang, tidak diberi akses terhadap kebutuhan penting untuk bertahan hidup, rumah, tempat penampungan, rumah sakit dan tempat ibadah mereka dibom. Ini tidak dapat diterima,” kata para pemimpin PBB dalam pernyataan bersama.
“Kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan segera. Sudah 30 hari berlalu. Cukup sudah. Ini harus dihentikan sekarang.” tambahnya.
Ke-18 negara penanda tangan tersebut termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan kepala bantuan PBB Martin Griffiths.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang melakukan tur ke wilayah tersebut untuk mencoba mengurangi risiko eskalasi konflik, memberikan lebih banyak bantuan ke Gaza, dan menyusun rencana untuk masa depan yang berkelanjutan bagi Israel dan Palestina.
Washington mencari jeda dalam pertempuran untuk memungkinkan masuknya bantuan daripada gencatan senjata, dengan alasan, seperti Israel, bahwa militan Hamas hanya akan mengambil keuntungan.
“Kami bekerja sangat agresif untuk mendapatkan lebih banyak bantuan kemanusiaan di Gaza,” kata Blinken di Turki.