Aulanews.id – Namun, alokasi baru dari Central Emergency Response Fund (CERF) termasuk yang terendah dalam beberapa tahun terakhir karena menurunnya dukungan donor dan melonjaknya kebutuhan kemanusiaan.
“Dana darurat yang baru ini akan membantu mempertahankan dukungan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa orang-orang yang menghadapi krisis terburuk di dunia. Hal ini merupakan pengingat akan peran penting CERF di saat terdapat kebutuhan yang sangat besar dan kekurangan dana yang kronis untuk permohonan kemanusiaan,” kata Koordinator Bantuan Darurat PBB Martin Griffiths.
“Namun dengan tingkat donasi yang paling rendah dalam beberapa tahun terakhir, dampak penyelamatan jiwa CERF sendiri menghadapi tantangan yang serius. Saat ini, sangatlah penting bagi Negara-negara Anggota untuk menyediakan pendanaan penuh dan tepat waktu kepada CERF.”
Didirikan oleh Majelis Umum pada tahun 2005, CERF adalah salah satu cara tercepat dan paling efektif untuk memastikan bantuan dan perlindungan kemanusiaan menjangkau orang-orang yang terjebak dalam krisis.
Dana tersebut dikelola oleh Koordinator Bantuan Darurat PBB, atas nama Sekretaris Jenderal.
Melonjaknya kebutuhan kemanusiaanKetika krisis kemanusiaan terus meningkat pada tahun 2024, alokasi CERF terbaru akan sangat penting untuk meningkatkan bantuan dan memacu dukungan donor lebih lanjut, menurut kantor koordinasi urusan kemanusiaan PBB (OCHA).
Sumber daya tersebut akan mengatasi pengungsian skala besar yang disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Sudan ($20 juta), sementara di Republik Demokratik Kongo ($20 juta) sumber daya tersebut akan membantu orang-orang yang terkena dampak pertempuran yang terus berlanjut di wilayah timur.
Di Suriah ($20 juta), dana tersebut akan membantu orang-orang yang terkena dampak pertempuran; dan pendanaan di Chad ($15 juta) akan mendukung pengungsi dan lainnya.
Pendanaan juga akan disalurkan ke Niger ($10 juta), Lebanon ($9 juta) dan Honduras ($6 juta).