“Hidup tidak menyenangkan, karena makanan utama adalah singkong kering, dan saya juga takut dengan binatang liar di semak-semak.”
Pandangan luas mengenai pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai anak-anak dan konflik bersenjata.
Permohonan pribadi kepada duta besarSetelah tiga tahun berkemah, anak tersebut berhasil melarikan diri dan akhirnya didukung oleh program demobilisasi anak dari Pemerintah Kongo. Kini setelah kembali bersekolah, anak tersebut bekerja sama dengan parlemen anak untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak anak.
“Saya ingin mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bekerja sama memberikan bantuan kepada anak-anak yang terkena dampak konflik,” tegas anak tersebut.
“Bantuan ini akan membantu melindungi anak-anak, membantu mereka mendapatkan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan, serta melindungi anak-anak dari kekerasan di lingkungan di mana hak-hak mereka dilanggar.”
Pelanggaran yang belum pernah terjadi sebelumnyaKesaksian tersebut merupakan bagian dari debat terbuka Dewan Keamanan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata, di mana badan beranggotakan 15 negara tersebut meninjau laporan tahunan Sekretaris Jenderal serta penjelasan mendalam dari pejabat senior PBB, masyarakat sipil, dan para ahli.
Meliputi periode Januari hingga Desember 2023, laporan tersebut mengungkapkan “tingkat ekstrim” kekerasan terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata, dengan jumlah pembunuhan dan pencacatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tahun lalu, PBB memverifikasi 32.990 pelanggaran berat terhadap 22.557 anak di 26 zona konflik, jumlah tahunan tertinggi dalam hampir satu dekade, Virginia Gamba, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk anak-anak dan konflik bersenjata, mengatakan kepada anggota Dewan Keamanan.
