Aulanews.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa Menyampaikan kesulitan yang dihadapi oleh pekerja kemanusiaan di Gaza kian meningkat, dan mengalami kesulitan dalam koordinasi dengan otoritas Israel.
“Selain hilangnya gudang dan tempat-tempat berlindung lainnya akibat perintah evakuasi, bantuan masih sulit untuk bergerak ke wilayah selatan Gaza akibat kepadatan penduduk yang parah dan pengungsian yang terus-menerus,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers.
Dujarric menambahkan bahwa akses ke Gaza utara juga sangat sulit karena memerlukan koordinasi dengan Israel dan melewati pos pemeriksaan. dilansir dari anadolu (28/08/2024)
Pengiriman bahan bakar untuk rumah sakit seringkali terhambat, dengan akses ditolak lima kali dalam seminggu terakhir yang menyebabkan beberapa rumah sakit tidak mendapatkan pasokan bahan bakar baru selama lebih dari 10 hari. Ini semakin memperburuk situasi karena otoritas Israel telah memutus pasokan listrik ke Gaza sejak Oktober lalu.
Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) juga menyatakan kekhawatiran tentang dampak serangan mematikan Israel terhadap warga sipil. Serangan drone Israel di kamp pengungsi Nur Shams mengakibatkan lima warga Palestina tewas.
Ketegangan juga meningkat di Tepi Barat, di mana lebih dari 40.400 orang telah tewas sejak 7 Oktober 2023, dan lebih dari 93.600 lainnya terluka. Mahkamah Internasional baru-baru ini menyatakan bahwa Israel telah melanggar hukum internasional dan mendesak evakuasi semua permukiman Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.