Pilihan yang sulitDia menjelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pertemuan tersebut, PBB “menghadapi pilihan yang sangat sulit, mungkin mustahil”, yang bertujuan untuk mempertemukan Taliban dan utusan khusus untuk melakukan pembicaraan langsung.
“Sayangnya, otoritas de facto tidak mau duduk bersama masyarakat sipil Afghanistan dalam format ini. Namun, mereka mendengar dengan jelas perlunya melibatkan perempuan dan masyarakat sipil dalam semua aspek kehidupan publik,” katanya.
Keterlibatan bukan pengakuanIa lebih lanjut menekankan bahwa pertemuan dan proses keterlibatan “tidak berarti normalisasi atau pengakuan” terhadap otoritas de facto Taliban.
Ibu DiCarlo menyampaikan harapannya bahwa pertukaran pendapat mengenai berbagai isu selama pertemuan tersebut “telah membawa kita sedikit lebih dekat” untuk menyelesaikan beberapa masalah yang menghancurkan rakyat Afghanistan.
“Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali komitmen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terus mendukung proses keterlibatan berprinsip ini demi kepentingan seluruh warga Afghanistan,” katanya.