PBB dorong masa depan yang inklusif di Afghanistan dalam perundingan Doha

Pilihan yang sulitDia menjelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pertemuan tersebut, PBB “menghadapi pilihan yang sangat sulit, mungkin mustahil”, yang bertujuan untuk mempertemukan Taliban dan utusan khusus untuk melakukan pembicaraan langsung.

“Sayangnya, otoritas de facto tidak mau duduk bersama masyarakat sipil Afghanistan dalam format ini. Namun, mereka mendengar dengan jelas perlunya melibatkan perempuan dan masyarakat sipil dalam semua aspek kehidupan publik,” katanya.

Keterlibatan bukan pengakuanIa lebih lanjut menekankan bahwa pertemuan dan proses keterlibatan “tidak berarti normalisasi atau pengakuan” terhadap otoritas de facto Taliban.

Ibu DiCarlo menyampaikan harapannya bahwa pertukaran pendapat mengenai berbagai isu selama pertemuan tersebut “telah membawa kita sedikit lebih dekat” untuk menyelesaikan beberapa masalah yang menghancurkan rakyat Afghanistan.

Baca Juga:  Puasa Membuat Muslim Ukraina Tak Stress Karena Perang

“Sebagai penutup, saya ingin menegaskan kembali komitmen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terus mendukung proses keterlibatan berprinsip ini demi kepentingan seluruh warga Afghanistan,” katanya.

Berita Terkait

AS: Pakar hak asasi manusia mendesak Senat untuk menolak rancangan undang-undang yang menyetujui Pengadilan Kriminal Internasional

Singkat Berita Dunia: Kelaparan menyebar di Sudan, serangan mematikan di Myanmar, update Venezuela

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top