PBB dan mitranya membantu sejumlah negara yang terkena dampak krisis di Suriah, Lebanon dan Gaza

Rumah sakit lokal kewalahanMisi tersebut juga mengunjungi Rumah Sakit Bedah Sham, yang merawat pasien yang terluka akibat serangan baru-baru ini. Selama periode 27 November hingga 2 Desember, rumah sakit ini sendiri memberikan layanan penyelamatan jiwa kepada lebih dari 200 orang, sementara sistem ambulansnya mendukung lebih dari 130 orang.

WHO menyediakan pasokan medis ke rumah sakit, termasuk peralatan trauma, namun menambahkan bahwa petugas kesehatan di sana tidak dibayar karena kekurangan dana.

Sejak dimulainya eskalasi permusuhan, lebih dari 30 fasilitas kesehatan di barat laut Suriah telah berhenti beroperasi, sehingga memberikan tekanan besar pada rumah sakit yang masih berfungsi.

Paulo Pinheiro, ketua Komisi Penyelidikan PBB untuk Suriah, membahas eskalasi tersebut.

Makanan panas untuk orang laparProgram Pangan Dunia (WFP) meningkatkan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak. Staf dan mitra di lapangan menyediakan ransum siap saji dan makanan hangat dan sejauh ini telah melayani lebih dari 10.000 orang.

Satu dapur yang didukung WFP mulai beroperasi di Aleppo pada hari Selasa, dan dapur lainnya kini sudah beroperasi di Homs.

Badan ini menyediakan makanan bagi para pengungsi di mana pun mereka berada, di kedua sisi garis depan dan di semua wilayah kendali.. WFP berupaya untuk menegosiasikan koridor pasokan yang aman untuk memungkinkan respons yang cepat dan substansial terhadap semua yang membutuhkan,” kata Dujarric.

Bantuan di Lebanon selatanBeralih ke Lebanon, dia mengatakan kantor koordinasi bantuan PBB OCHA melaporkan bahwa konvoi kemanusiaan mencapai kota Nabatieh di selatan hari itu dan mengirimkan makanan untuk lebih dari 4.000 orang di daerah tersebut.

Sejak tanggal 23 September, PBB dan mitranya telah mendistribusikan lebih dari sembilan juta paket makanan kepada masyarakat yang terkena dampak krisis ini.

OCHA lebih lanjut melaporkan bahwa selain kehancuran rumah dan layanan penting di komunitas mereka, keluarga-keluarga di Lebanon selatan terus menghadapi ketidakamanan dan terbatasnya akses.

“Ini termasuk risiko yang ditimbulkan oleh persenjataan yang tidak meledak dan peringatan harian dari Tentara Israel, yang mendesak warga sipil untuk menghindari kembali ke banyak desa di selatan. Hal ini jelas mempersulit upaya kemanusiaan kami,” kata Dujarric.

Permusuhan yang sedang berlangsung di GazaDia kemudian pindah ke Jalur Gaza, di mana permusuhan terus membunuh dan melukai warga sipil, termasuk petugas kesehatan.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist