Calon AG 1 yang mengenakan selalu Blangkon Hijau ini juga menjelas, kontrak politik tersebut dilakukan sebagai bentuk keseriusan untuk menjalankan program unggulan yang telah dicanangkannya.
“Seorang pemimpin yang membuat program itu harus berani menanggung konsekuensi apabila nantinya setelah terpilih ternyata tidak melaksanakan seperti yang dijanjikannya. Bukan hanya membuat program tapi selanjutnya dilupakan begitu saja, dan tidak dijalankan,” ujarnya. (Hikam)