Sedangkan Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kediri nomor urut 2, H. Hanindhito Himawan Pramana, SH – Hj. Mariya Ulfa, ST dalam sambutannya mengatakan, berapapun nomor yang didapatkan tidak masalah. Pihaknya juga bersyukur mendapatkan nomor urut dua, karena artinya dua periode.
“Jika kita lihat di dalam Pancasila, sila kedua adalah Kemanuasiaan yang adil dan beradab. Maka itu mencerminkan seorang pemimpin harus adil dan punya adab,” ungkapnya.
Dhito mengungkapkan, menjalani tiga setengah tahun ini bukan perkara mudah, dihadapkan dengan Covid, dan berbagai macam hal. Pihaknya mengaku sadar, bahwa dalam proses memimpin, tidak akan memberikan janji kepada masyarakat, tapi akan memberikan bukti.
“Kalau bilang saya akan, saya akan, itu mudah. Yang sulit itu, saya sudah dan akan saya pertahankan. Kami yakin, bahwa Kediri adalah rumah kita semua, bukan hanya rumah kami berdua, bukan hanya rumah Pak Deny dan Mudawamah, tapi rumah kami semua. Maka kami berharap, saya rasa, saya dan Mbak Dewi punya prinsip dan komitmen untuk menjaga politik ini, pilkada ini dengan riang gembira, dan suka cita,” ungkapnya.
Calon bupati petahana ini juga menjelaskan, program-program yang disusunnya merupakan program yang menyentuh langsung, bagaimana nasib petani, pedagang UMKM, guru Madin, tenaga kesehatan, bagaimana menumbuhkan roda perekonomian dan sebagainya.
“Maka kami tidak membuat yang fantastis, kami membuat sesuatu yang bisa direalisasikan. Saya Hanindhito Himawan Pramana dan Mbak Hj. Dewi Mariya Ulfa, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Kediri, dengan adanya Pilkada ini kita jangan sampai terpularisasi, jangan sampai terkotak-kotak, bahwa ada Si A, Si B, Si C. Perbedaan pilihan itu biasa. Saya yakin, hari ini mungkin politik itu dinamis, antara saya dengan Pak Deny, atau mungkin saya dengan para ketua-ketua partai, tapi saya yakin hubungan saya dengan beliau-beliau akan harmonis setelah nanti 27 November,” jelasnya. (Hikam)