Para pemimpin PBB mendesak ‘reformasi besar-besaran’ dalam arsitektur keuangan global

Pemukiman informal di ibu kota Bangladesh, Dhaka.

Memburuknya kesenjanganSaat berpidato di Majelis Umum, Dennis Francis, Presiden sidang ke-78 badan tersebut, menekankan semakin buruknya kesenjangan antara negara-negara kaya dan miskin.

“Pada tahun 2030, diperkirakan 600 juta orang masih akan tetap miskin – sebuah indikasi dari ‘kemajuan’ yang sangat cepat yang jauh dari tujuan SDG kita,” katanya, sambil mencatat bahwa 10 persen populasi dunia memiliki 76 persen kekayaan global.

Meskipun dunia diperkirakan akan menjadi triliuner pertamanya pada tahun 2030, dibutuhkan waktu 229 tahun lagi untuk memberantas kemiskinan.

Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki situasi ini, mereka akan benar-benar tertinggal, tidak dapat menikmati hasil pembangunan
– Presiden Majelis Francis

Baca Juga:  Ukraina: Laporan PBB ungkap 'jumlah korban mengerikan' serangan Rusia

“Jelas kesenjangan antara negara kaya di Utara dan negara berkembang di Selatan semakin lebar, sehingga semakin membatasi peluang hidup masyarakat yang tinggal di sana,” katanya.

Ia menguraikan dampak kesenjangan tersebut terhadap pemuda, perempuan, penyandang disabilitas dan mereka yang tinggal di daerah pedesaan.

“Jika tidak ada tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki situasi ini, mereka akan benar-benar tertinggal, tidak dapat menikmati hasil pembangunan dan diabaikan. Jelas sekali, hal ini tidak dapat diterima dan tidak berkelanjutan,” kata Paus Fransiskus memperingatkan.

Kebutuhan akan garis hidupSekretaris Jenderal Guterres menggarisbawahi perlunya bantuan agar negara-negara berkembang dapat keluar dari “pasir cepat utang”.

Ia mengatakan program Stimulus SDG yang ia usulkan pada Februari lalu, kini harus “diwujudkan”.

Jakarta – Sekretaris Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Ses Ditjen Pothan Kemhan) Brigjen TNI Heri Pribadi menghadiri acara Sosialisasi......

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist