Aulanews.id – Pekerjaan lapangan arkeologi di Maroko telah menemukan masyarakat pertanian paling awal (neolitikum) yang sebelumnya tidak diketahui dari periode prasejarah Afrika barat laut yang kurang dipahami.
Studi ini yang diterbitkan hari ini di Antiquity, mengungkap untuk pertama kalinya pentingnya Maghreb (Afrika barat laut) dalam kemunculan masyarakat kompleks di Mediterania yang lebih luas.
Dengan lingkungan Mediterania, perbatasan dengan gurun Sahara, dan penyeberangan laut terpendek antara Afrika dan Eropa, Maghreb berlokasi sempurna sebagai pusat perkembangan budaya utama dan koneksi antarbenua di masa lalu.
Meskipun pentingnya wilayah ini selama periode Paleolitik, Zaman Besi, dan Islam sudah diketahui dengan baik, terdapat kesenjangan yang signifikan dalam pengetahuan tentang arkeologi Maghreb antara sekitar tahun 4000 dan 1000 SM, suatu periode perubahan dinamis di sebagian besar Mediterania.
Untuk mengatasi hal ini, Youssef Bokbot (INSAP), Cyprian Broodbank (Universitas Cambridge), dan Giulio Lucarini (CNR-ISPC dan ISMEO) telah melakukan kerja lapangan arkeologi multidisiplin kolaboratif di Oued Beht, Maroko.
Prof. Broodbank menyatakan, “Selama lebih dari tiga puluh tahun saya yakin bahwa arkeologi Mediterania telah kehilangan sesuatu yang mendasar di Afrika utara prasejarah akhir. Sekarang, akhirnya, kita tahu bahwa itu benar, dan kita dapat mulai berpikir dengan cara baru yang mengakui kontribusi dinamis orang Afrika terhadap kemunculan dan interaksi masyarakat Mediterania awal.”
Seperti yang dinyatakan oleh para penulis, “Selama lebih dari satu abad, hal terakhir yang tidak diketahui dari prasejarah Mediterania adalah peran yang dimainkan oleh masyarakat pesisir Afrika selatan Mediterania di sebelah barat Mesir. Penemuan kami membuktikan bahwa kesenjangan ini bukan disebabkan oleh kurangnya aktivitas prasejarah yang besar, tetapi karena kurangnya penelitian dan penerbitan. Oued Beht kini menegaskan peran utama Maghreb dalam kemunculan masyarakat Mediterania dan masyarakat Afrika yang lebih luas.” dilansir dari phys.org pada hari Selasa (24/9/2024).
Hasil ini mengungkap bahwa situs tersebut merupakan kompleks pertanian terbesar pada periode ini di Afrika di luar wilayah Nil. Semua bukti menunjukkan keberadaan pemukiman pertanian berskala besar yang ukurannya mirip dengan Troy pada Zaman Perunggu Awal.
Tim menemukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan peliharaan yang belum pernah ada sebelumnya, tembikar dan batu-batuan, yang semuanya berasal dari periode Neolitikum Akhir, penggalian juga mengungkap banyak bukti adanya lubang penyimpanan yang dalam.