Sugeng juga mengakui sinergitas antara DPR, Pemerintah dan PLN berjalan sangat kompak dalam menjaga ketahanan energi nasional pada tahun 2022. Sinergi ini membuat tantangan energi yang terjadi pada 2022 bisa dilalui dengan baik.
“Untung kita kompak, Komisi VII DPR dengan stakeholder yang lain dalam hal ini kita dari ESDM dan PLN berpikir dan bertindak super keras dalam utamanya tahun 2022, dan 2023 ini mudah-mudahan tantangan tidak sedahsyat tahun 2022,” ujarnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengapresiasi penghargaan yang diperolehnya sebagai sebuah motivasi bagi perseroan untuk terus mengakselerasi transisi energi di tanah air. Penghargaan ini kata Darmawan merupakan hasil kerja keras seluruh insan PLN.
“Terima kasih atas penghargaan ini, penghargaan ini semua tentunya karena dukungan semua pihak. Pak Menteri, Pak Dirjen. Di sini juga ada Pak Ketua Komisi VII,” ujar Darmawan.
Darmawan juga menegaskan, komitmen PLN dalam mewujudkan transisi energi. Hal ini karena emisi gas rumah kaca semakin meningkat yang membuat bumi semakin memanas.
Selama 25 tahun ke depan, PLN menurunkan 1,8 miliar ton CO2 dengan mempensiunkan 13 Gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Serta mengurangi 200 juta ton CO2 dengan mengganti 1,1 GW PLTU Batubara dengan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Dalam kurun waktu yang sama, PLN juga akan mengurangi emisi 2,4 juta ton CO2 dengan mengganti 800 Megawatt PLTU Batubara dengan dikonversi ke gas. Selain itu, PLN juga akan menurunkan 200 juta ton CO2 dengan membatalkan tanda tangan jual beli listrik (PPA) 1,4 GW PLTU.
Tidak hanya itu, Darmawan menambahkan, perseroan juga telah memiliki roadmap transisi energi menuju NZE 2060. Salah satunya melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 yang mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dengan menambah 51,6 persen atau 20,9 GW pembangkit EBT.