Pakar Kesehatan Mental: Pemboman Israel Picu Trauma Anak – Anak Gaza

 

“Beberapa dari mereka bereaksi secara langsung dan mengungkapkan ketakutan mereka. Meskipun mereka mungkin memerlukan intervensi segera, kondisi mereka mungkin lebih baik dibandingkan anak-anak lain yang menyimpan kengerian dan trauma di dalam diri mereka,” katanya.

 

Sebuah rumah di kota Khan Younis yang ada di selatan Gaza, menampung sekitar 90 orang termasuk 30 orang yang berusia di bawah 18 tahun, di mana mereka harus tidur secara bergiliran karena kurangnya ruang.

 

“Saat ada ledakan atau ada sasaran yang terkena tembakan di dekatnya, mereka selalu berteriak, selalu ketakutan. Kami mencoba menenangkan anak-anak yang lebih muda, mencoba memberi tahu mereka, ‘Jangan khawatir, itu hanya kembang api’. Tapi yang lebih tua mengerti apa yang terjadi.” Kata Ibrahim al-Agha, seorang insinyur yang berlindung di dalam rumah.

 

“Mereka akan membutuhkan banyak dukungan mental setelah perang ini selesai,” kata Agha.

 

Sayangnya sistem layanan kesehatan di Gaza sudah kewalahan, perang yang terjadi bulan ini mendorong mereka ke jurang kehancuran.

 

Para ahli kesehatan mental telah lama memperingatkan akan dampak buruk yang ditimbulkan pada anak-anak.

 

Sebuah laporan pada tahun 2022 oleh kelompok bantuan Save the Children menemukan bahwa kesejahteraan psikososial anak-anak di Gaza berada pada “tingkat yang sangat rendah” setelah 11 hari pertempuran pada tahun 2021, sehingga setengah dari seluruh anak-anak Gaza membutuhkan dukungan.

 

Pakar kesehatan mental di Gaza mengatakan tidak ada yang namanya gangguan stres pasca trauma, karena trauma yang terjadi di wilayah tersebut masih berlanjut, konflik bersenjata yang berulang kali terjadi belum berakhir selama hampir dua dekade.

 

serangan udara Israel menghancurkan sebuah bangunan di Kota Gaza dan hal itu menewaskan banyak anggota keluarga Abo Akr, sekelompok anak-anak berdiri di antara mereka menyaksikan tim penyelamat mencari korban dan jenazah di antara reruntuhan. Ketika para wanita di dekatnya meratap dan menangis, anak-anak berdiri memperhatikan dan wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apa-apa.

 

Penulis: Cindy

Editor  : Hendro

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist