Aulanews.id – Selalu ada hikmah di balik tiap peristiwa. Warga Desa Karangrejo di Kecamatan Arjosari tampaknya meyakini filosofi ini. Ketika batu-batu banjir memotong akses mereka ke desa-desa tetangga pada saat yang sama, rezeki itu berasal dari batu-batu besar yang dibawa oleh sungai.
“Istilahnya itu musibah membawa berkah,” ucap Kasilah, warga setempat
Sejak pagi, wanita berusia 41 tahun itu belum juga meninggalkan sungai, tangannya yang kekar tampak mengangkat batu seukuran dua kepala manusia. Dia terhuyung sedikit ke sisi jalan di mana tumpukan batu lainnya, “Bruk!” bunyi benturan terdengar seiring helaan napas Kasilah.
“Ya alhamdulillah, sedikit-sedikit dapat hasil,” katanya sembari turun kembali ke sungai.
Warga lain yang turut memetik untung dari banjir batu adalah Ponijah (61). Meski usianya tergolong tak lagi muda, namun dirinya enggan berpangku tangan. Apalagi sebagai ibu rumah tangga, kesempatan untuk mengumpulkan pundi rupiah seperti ini tak mudah didapatkan. Paling setahun sekali. Tepatnya saat musim hujan.
Persiapan pun sudah dia lakukan dengan matang. Tak hanya membekali diri dengan sepatu karet, kedua tangan Ponijah juga tertutup sarung tangan berbahan kain dan Dia pun leluasa menyisir tumpukan lumpur sembari merabanya untuk mendapatkan bongkahan batu.
Tak dapat dimungkiri, pendapatan para pencari batu ini sangat tergolong besar. Terlebih saat banjir pertama, atau saat awal musim hujan. Tak sampai setengah hari, satu orang dapat menghasilkan 3 kubik batu dan Biasanya saat zuhur mereka beristirahat dan melanjutkan kembali sore harinya.
Mereka pun tak perlu repot menawarkan layaknya dagangan di pasar. Kendaraan angkutan jenis truk datang menghampiri tumpukan yang sudah siap diambil dan untuk volume satu dump truk atau setara 4 kubik dihargai Rp 300 ribu. Sedangkan untuk truk engkel setara 2 kubik harganya Rp 150 ribu.
“Nggih lumayan saget tumbas wos (Ya lumayan bisa beli beras),” tutur Ponijah senang.
Ada beberapa truk datang silih berganti dan Sebagian besar berupa jenis engkel. Kendaraan jenis ini juga mengangkut batu kecil. Kurang lebih berdiameter 10 sentimeter dan adapun kendaraan pengangkut jenis dump truk memilih bongkahan-bongkahan besar yang biasanya untuk kebutuhan bangunan.
Banjir batu yang terjadi di kali Brungkah, Desa Karangrejo adalah fenomena tahunan. Hal itu terjadi karena material berupa batu bercampur lumpur terbawa aliran air sungai dan biasanya terjadi saat hujan deras mengguyur kawasan Gunung Parangan yang merupakan hulu sungai.