Aulanews.id – Politikus Partai Golkar sekaligus Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini merespons dengan santai ihwal dirinya dicopot dari jabatan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) masa khidmat 2022–2027. Dirinya mengaku, menerima keputusan tersebut. Sebagai santri, ia mengaku taat atas semua keputusan para kiai. Dia juga mengaku bersyukur sebagai santri, baik ketika diberi jabatan maupun tidak.
“Sebagai santri, saya sami’na waatha’na keputusan para kiai. Kita ini di santri nggak boleh minta jabatan. Pokoknya kalau kita dikasih amanah kita jalankan alhamdulillah, kalau nggak ada amanah alhamdulillah,” kata Nusron kepada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (13/12/2023).
Nusron menambahkan, sebagai warga NU, dirinya siap menjalankan amanah atau mengabdi jika diberikan penugasan tertentu. Dia memastikan, akan terus berkontribusi bagi organisasi Islam terbesar di Indonesia itu meski tak lagi punya jabatan. “Saya tetap akan berkontribusi terus di PBNU,” ujar mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor itu.
Sebelumnya, dua orang yakni Nusron dan Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU sisa masa kepengurusan 2022-2027. Perombakan susunan pengurus itu termaktub dalam Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027, yang diterbitkan pada Rabu (15/11/2023).
Dalam surat tersebut, PBNU memberhentikan dengan hormat KH Muhammad Syakrim dan KH Muhammad Hatim Salman dari Mustasyar PBNU sisa masa khidmah 2022-2027. PBNU juga memberhentikan dengan hormat KH Subhan Makmun dari Rais PBNU masa khidmat 2022-2027, lalu H Nusron Wahid dan H Nasyirul Falah Amru dari Ketua PBNU. Pemberhentian ini disertai dengan ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama ini.