“Artinya, NU di Indonesia itu sudah diatas 100 jutaan, tapi generasi ke depan juga sudah 98 persen generasi internet atau generasi digital, karena itu tantangan NU ke depan agak berat untuk memberikan layanan digitalisasi, terutama di bidang kesehatan, pendidikan/literasi, ekonomi, dan keagamaan,” katanya.
Hal itu juga dibenarkan Wakil Bendahara PWNU Jatim Gus HM Yusuf Adnan. “Warga NU itu jangan takut dengan teknologi, karena generasi pertama NU seperti Mbah KHM Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah itu terbiasa dengan keilmuan, diskusi, buku, pendidikan/pesantren,” katanya.
Pandangan yang sama juga disampaikan Sekretaris PWNU Jatim, M Faqih. “Acara ini sangat penting bagi NU, apalagi saat ini kesadaran tentang urgensi data bagi NU mulai muncul, karena itu memasuki abad kedua NU tidak hanya sekadar sadar, tetapi juga mau melakukan,” ucapnya.
Ia menyebutkan saat ini masanya semua memiliki berbasis data, misalnya data lembaga pendidikan NU. “Dengan data, kita bisa melakukan social engineering hingga political engineering. Data merupakaan kekayaan yang sangat besar bagi sebuah organisasi seperti NU,” katanya. (*)