Aulanews.id, Jakarta – Sepanjang tahun 2022, total penjualan Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) mencapai 1,7 juta mega watt hour (MWh). Angka ini meningkat lebih dari lima kali lipat dibanding tahun 2021 yang baru tersalurkan 308 ribu MWh.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan, pemanfaatan REC untuk tahun 2022 mengalami peningkatan pesat. Ini menunjukkan REC semakin diminati oleh pelanggan.
“REC adalah salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang diakui secara internasional,” jelas Darmawan.
Sampai saat ini, Darmawan menambahkan lima Istana Kepresidenan dan Cagar Budaya Istana Pura Mangkunegaran adalah yang termasuk pengguna REC PLN. Selain itu, juga ada perusahaan nasional dan multinasional seperti Nike Indonesia, Cheil Jedang Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Hanjaya Mandala Sampoerna. Total keseluruhan perusahaan mencapai 272 pelanggan untuk tahun 2022.
Ia menekankan, REC PLN bisa menjadi opsi penyediaan EBT untuk perusahaan dan pelanggan lain yang membutuhkan pengakuan penggunaan energi bersih. Karena REC PLN telah berstandar international ‘RE-100 Best Practices Guidelines’ dan ‘Carbon Disclosure Project’ (CDP).
“PLN ingin menghadirkan opsi pengadaan EBT yang relatif mudah, cepat dengan jangkauan luas bagi corporate buyer. Jika sebelumnya layanan REC yang memiliki standar international hanya dinikmati melalui sistem di luar negeri, sekarang sudah tersedia di dalam negeri dan bersumber dari pembangkit EBT di Indonesia,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sampai saat ini ada empat pembangkit PLN yang siap menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berada di sistem kelistrikan Jawa Madura Bali, PLTP Lahendong dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sulawesi serta PLTP Ulubelu yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumatera.