Pembaruan NU
Gus Mus mengisahkan, dahulu Gus Dur punya kumpulan namanya pencinta NU. Kumpulan itu, memikirkan mengapa para kiai yang hidupnya nyaman di pesantren kok mendirikan jam’iyah NU. Selain itu, juga dibahas tentang Khitah NU 1926.
Pada tahun 1974, dalam upaya mengerdilkan NU pemerintah orde baru yang dipimpin Soeharto menggabungkan NU ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hingga Gus Dur bersama timnya membuat draft tentang khitah NU dan program-programnya.
“Khitah yang dikukuhkan di Muktamar Situbondo itu, diawali dari Pencinta NU dengan Gus Dur sebagai ketuanya,” katanya.
Di Muktamar Situbondo Gus Dur didorong semua orang untuk menjadi ketua NU. Tujuannya untuk membuka wawasan tentang NU. “Cukup 1 periode untuk membuka wawasan tentang NU,” tegas Gus Dur kala itu seperti ditirukan Gus Mus.
Dan semasa kepeminpinan KH Abdurrahman Wahid itulah Khitah NU jelas tertulis. “Bahwa Nahdlatul Ulama itu khidmahnya bukan untuk NU saja tapi untuk semua manusia,” imbuhnya.
Meski awalnya hanya ingin mejabat 1 periode, namun di muktamar berikutnya yakni di Krapyak Yogyakarta, Gus Dur terpilih secara aklamasi. Padahal kala itu hantaman begitu kencang datang dari berbagai penjuru dimana Orde Baru yang terus ingin mengebiri NU. “Bahasa sekarangnya meski dibuli sana sini Gus Dur tetap terpilih secara aklamasi. Akhirnya gus Dur menerima jabatan sebagai ketua PBNU,” ungkap Gus Mus.
Paman Gus Mus, KH Misbah Mustafa yang sebelumnya merupakan selalu bersebrangan dengan Gus Dur mengatakan saat itu NU butuh sosok seperti Gus Dur. Menurutnya, sosok yang pintar dan berani seperti Gus Durlah yang bisa menyelamatkan NU dari hantaman luar biasa kelompok Cipasung yang kala itu mendapat dukungan penuh orde baru dan Soeharto. “Kalau pintar saja tidak berani, ya percuma gak maju-maju. Tapi kalau berani saja tidak pintar yang ada seperti babi hutan yang bisanya hanya nyeruduk tidak jelas,” kata Gus Mus menirukan pamannya.
Ditambahkannya, saking kebelet menguasai NU, Soeharto yang gagal membonsai NU dalam PPP akhirnya membidik Gus Dur sebagai sasaran. “Masa acara NU tapi Gus Dur sebagai ketua NU dilarang naik panggung. Tapi Gus Dur yang merasa didukung para Kiai tidak gentar. Nek gak Gus Dur wes embuh (Kalau bukan Gus Dur ya tidak tahu lagi-red) Orde baru menggunakan berbagai cara untuk menjatuhkan Gus Dur, dan ternyata Gusr Durla yang berhasil menyelamatkan NU,” terangnya yang kemudian disambut tepuk tangan hadirin. (Vin)