Diperlukan tindakan internasional Secara terpisah, Pelapor Khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di Myanmar memperingatkan bahwa “ribuan nyawa tak berdosa akan hilang jika komunitas internasional gagal menanggapi tanda-tanda buruk pertumpahan darah Rohingya di negara bagian Rakhine.”
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis, Tom Andrews mengatakan “sekali lagi, dunia tampaknya mengecewakan orang-orang yang putus asa di saat-saat bahaya, sementara bencana tidak wajar yang dipicu oleh kebencian terjadi secara real-time di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.”
Informasi yang muncul “lebih dari sekadar memerlukan” tanggapan segera dari komunitas internasional, tambahnya.
Andrews mendesak semua pihak untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional dan mengambil semua langkah untuk melindungi warga sipil, tanpa memandang agama atau etnis mereka.
Seorang pengungsi Rohingya dari Myanmar menerima dukungan dari PBB di Bhasan Char di Bangladesh.
Mendukung Bangladesh Mengingat bahwa Bangladesh telah membuka perbatasannya untuk Rohingya setelah tindakan keras pada tahun 2017, sehingga menyelamatkan banyak nyawa, ia mencatat bahwa sekali lagi, kemurahan hati ini mungkin menjadi satu-satunya harapan mereka dalam menghadapi pengungsian paksa.
Namun, ia memperingatkan bahwa Bangladesh tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi tuntutan krisis ini tanpa intervensi darurat dan dukungan dari komunitas internasional.
“Pemotongan jatah, infrastruktur yang tidak memadai, kekerasan yang meningkat, dan laporan perekrutan paksa oleh kelompok militan Rohingya telah mengancam kehidupan dan kesejahteraan pengungsi Rohingya di Bangladesh,” katanya.