Militer Israel mengatakan bahwa mereka membunuh 90 orang bersenjata di rumah sakit Al Shifa Gaza

AulaNews.id – “Kami berharap bahwa pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat”, katanya.

Dilansir dari Reuters pada 21 Maret 2024 – Al Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang, sekarang menjadi salah satu dari beberapa fasilitas kesehatan yang bahkan sebagian beroperasi di utara wilayah tersebut, dan juga telah menjadi warga sipil yang berpaling.

“Selama hari terakhir, pasukan telah menghilangkan teroris dan terletak senjata di daerah rumah sakit, sambil mencegah bahaya bagi warga sipil, pasien, tim medis, dan peralatan medis”, kata militer dalam sebuah pernyataan.

Hal ini juga menerbitkan nama-nama dan foto-foto dari dua tentara Israel yang tewas dalam operasi tersebut.

“Kami tidak akan pernah bisa melihat apakah itu akan terjadi”, katanya. “Kami tidak akan pernah bisa melihat apakah itu akan terjadi”, katanya.

Baca Juga:  Nol limbah, lebih banyak harapan di Sudan Selatan

“Kami berharap bahwa pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat”, katanya.

“Kami berharap bahwa pemerintah akan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat”, katanya.

Reuters tidak dapat memverifikasi salah satu akun.

Israel menghadapi kritik sengit November lalu ketika pasukan pertama kali digerebek Rumah sakit Al Shifa. “Kami tidak akan pernah bisa melakukan hal ini”, katanya. Hamas dan staf medis menyangkal bahwa rumah sakit ini digunakan untuk tujuan militer atau untuk melindungi pejuang.

Apa yang terjadi di Rumah Sakit Al Shifa adalah kejahatan perang dan merupakan bagian dari perang genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel, kata pejabat Hamas senior Basem Naim, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri kesehatan.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tiba di Pangkalan TNI AD Ahmad Yani, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (26/06/2024), sekitar pukul 14.40 WIB. Presiden dan rombongan kemudian langsung melanjutkan perjalanan...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist