“Jika kita perlu menerapkan lebih banyak sanksi terhadap orang-orang yang jelas-jelas terlibat melawan Israel, misalnya mendukung terorisme, mendukung Hamas, maka hal itu mungkin dilakukan,” kata Tajani.
Serangan Iran telah menyebabkan gangguan perjalanan, dengan setidaknya selusin maskapai penerbangan membatalkan atau mengubah rute penerbangan, dan regulator penerbangan Eropa menegaskan kembali saran kepada maskapai penerbangan untuk berhati-hati di wilayah udara Israel dan Iran.
Iraqi Airways mengumumkan dimulainya kembali penerbangan antara Irak dan Iran pada hari Selasa.
Israel masih dalam kondisi siaga tinggi, namun pihak berwenang mencabut beberapa tindakan darurat, termasuk larangan beberapa kegiatan sekolah dan pembatasan pertemuan besar.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, mengatakan Teheran telah memberi tahu Amerika Serikat bahwa serangan terhadap Israel akan dibatasi dan untuk pertahanan diri, dan bahwa negara-negara tetangga di kawasan itu telah diberitahu mengenai rencana serangan tersebut 72 jam sebelumnya.
Namun, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan pada hari Senin bahwa tidak ada perjanjian yang dibuat sebelumnya dengan negara mana pun sebelum serangan akhir pekan itu.
Kirby mengatakan bahwa Iran tidak memperingatkan Amerika Serikat terlebih dahulu mengenai jangka waktu atau target serangan tersebut, dan menyebut laporan bahwa Teheran telah melakukan hal tersebut “sangat salah.”