Tampaknya ini merupakan insiden pertama yang diketahui sejak perang Gaza meletus, meskipun telah terjadi baku tembak selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon.
“Kita berada di tepi jurang dan kita harus menjauh dari situ,” Josep Borrell, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, mengatakan kepada stasiun radio Spanyol Onda Cero. “Kami harus menginjak rem dan gigi mundur.”
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyampaikan seruan serupa. Washington dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga telah mengeluarkan seruan untuk menahan diri.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Senin menolak untuk mengatakan dalam pengarahan apakah Biden mendesak Netanyahu dalam pembicaraan pada Sabtu malam untuk menahan diri dalam menanggapi serangan itu.
“Kami tidak ingin melihat perang dengan Iran. Kami tidak ingin melihat konflik regional,” kata Kirby, seraya menambahkan bahwa Israellah yang berhak memutuskan “apakah dan bagaimana mereka akan menanggapinya.”
Negara-negara termasuk Perancis, Belgia dan Jerman memanggil duta besar Iran. Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan Perancis bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk meredakan ketegangan.
Rusia menahan diri untuk tidak mengkritik sekutunya, Iran, di depan umum atas serangan tersebut, namun menyatakan kekhawatirannya mengenai risiko eskalasi pada hari Senin dan juga menyerukan untuk menahan diri.
“Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Iran melancarkan serangannya setelah pembunuhan tujuh perwira Garda Revolusi Iran di Damaskus pada 1 April, termasuk dua komandan senior. Israel tidak membenarkan atau membantah melakukan serangan tersebut.