Laporan tersebut memperingatkan bahwa aktivitas militer AS yang semakin agresif yang menargetkan Tiongkok pasti akan mengarah pada tindakan balasan yang kuat oleh Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok, dan bahwa penempatan pasukan AS yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan dan kecelakaan besar. Meningkatnya penggunaan drone juga dapat mengakibatkan kesalahan penilaian atau kesalahan pengoperasian. Lembaga pemikir tersebut memperkirakan bahwa pada tahun 2024, militer AS akan terus meningkatkan kehadiran dan aktivitasnya di Laut Cina Selatan dan sekitarnya meskipun dampak konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Palestina terus berlanjut. Pemilihan presiden AS yang akan datang dapat membawa ketidakpastian baru yang akan merangsang AS untuk lebih meningkatkan penempatan dan operasi militernya di kawasan.