Aulanews.id, Sidoarjo – Keberadaan Tugu Hikayat Sang Delta di perempatan jalan Babalayar penuh dengan makna simbolik dan bernilai seni tinggi, dengan kontruksi bangunan nampak seperti tunas pohon bambu yang menjulang tinggi.
Filosofi pohon bambu sendiri memiliki makna keluesan dan kekuatan. Tidak mudah diterjang angin kencang, karena karakter pohon bambu selain lues juga memiliki akar yang banyak namun juga kuat. Dari segi nilai manfaat, pohon yang biasanya tumbuh bergerombol ini mulai dari tunasnya sampai batangnya semuanya bisa dimanfaatkan.
Yang dahulu, perempatan Babalayar merupakan salah satu pusat ikon kota Sidoarjo. Di tempat ini sebelum berdiri mall dan hotel, dulunya merupakan pasar tradisional yang ramai dikunjungi warga Sidoarjo. Selanjutnya di tahun 1980 an Pemkab Sidoarjo membangun Pasar Larangan di Kecamatan Candi, mayoritas pedagang di Pasar Babalayar berpindah.
Dibangunnya tugu di perempatan Babalayar kata Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali bagian dari mempercantik ruang terbuka yang ada. Ia melihat masih diperlukan sentuhan-sentuhan lagi di beberapa titik terbuka hijau yang lain terutama di jantung kota.
“Memanfaatkan space (tempat) yang ada, tempat terbuka kemudian ditata seperti di perempatan jalan Babalayar dibangun Tugu Hikayat Sang Delta itu akan menambah spot ikon baru kota Delta,” Ucap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor.
Bila dilihat lebih cermat, lanjut Gus Muhdlor, desainnya seperti tunas. Lebih mirip tunas pohon bambu yang tumbuh kokoh dan akan menjulang tinggi ke atas. Jum’at (13/1/23)
“Sidoarjo ini kota heterogen, latar belakang dari berbagai daerah bisa hidup berdampingan. Pohon bambu tidak tumbuh sendiri, selalu berdampingan dan karena itulah yang membuat pohon ini kuat. Ini seperti sebuah simbol bahwa Sidoarjo memiliki karakter masyarakatnya yang lues (fleksibel) kemudian guyub dan rukun sehingga membuat kota ini akan tumbuh lebih kuat lagi menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.
Tanggapan dari masyarakatpun beragam, seperti Nugroho (40) warga Candi Sidoarjo itu menilai, keberadaan Tugu Hikayat Sang Delta jadi warna tersendiri bagi suasana kota Delta.
“Selama ini orang hafalnya dengan Pos Polisi Babalayar, namun sekarang menyebutnya Tugu Babalayar,” ujar Nugroho.
Penghobi motor Custom Japstyle itu menanggapi positif upaya Pemerintah Sidoarjo merubah wajah kota lebih terlihat humanis dengan ikon-ikon tugu yang memiliki makna filosofis.
Nugroho berharap, perempatan Babalayar bisa diubah menjadi jalur lambat serta dihiasi dengan sorotan lampu yang lebih terang.