Dengan adanya teknologi, pengelolaan wakaf kini bisa lebih transparan, akuntabel, dan efisien. Kaum milenial bisa berpartisipasi dalam program wakaf produktif ini dengan mudah, baik melalui aplikasi maupun platform digital yang dirancang khusus untuk itu.
Menutup Kesenjangan Sosial dengan Filantropi
Di era globalisasi ini, kesenjangan sosial masih menjadi masalah besar. Ketika sebagian kecil populasi dunia memiliki kekayaan yang luar biasa, banyak orang yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Filantropi 4.0 yang digerakkan oleh gaya konsumsi milenial dan didukung oleh teknologi dapat menjadi solusi untuk menutup kesenjangan ini. Dengan konsumsi yang cerdas, milenial dapat membantu menggerakkan roda perekonomian yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Islam mengajarkan untuk peduli terhadap sesama, terutama yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائِعٌ إِلَى جَنْبِهِ
” Bukanlah seorang mukmin yang kenyang sementara tetangganya lapar di sampingnya .” (HR. Bukhari)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan konsumsi juga harus disertai dengan kepekaan sosial. Ketika kita mengonsumsi sesuatu, kita juga harus memastikan bahwa ada bagian yang kita sisihkan untuk membantu orang lain.
Konsumsi sebagai Bagian dari Filantropi
Alhasil, Dengan gaya hidup yang lebih sadar sosial dan lingkungan, konsumsi milenial telah menjadi bagian dari aksi filantropi modern. Didukung oleh teknologi yang memudahkan, setiap keputusan konsumsi dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong kita untuk selalu berbuat baik dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain.