Aulanews.id – Karyawan lembaga tersebut dan relawan di Sekolah Persiapan Deir Al-Balah yang berafiliasi dengan UNRWA di Gaza tengah mengatakan kepada UN News bahwa meskipun kondisi sulit membatasi pergerakan pekerja di banyak organisasi bantuan internasional, mereka terus menyiapkan dan mendistribusikan jatah makanan.
Yousuf Sagr dari UNRWA
“Orang-orang tidak dapat membeli perlengkapan apa pun karena kurangnya (ketersediaannya), dan meskipun tersedia, harganya mahal,” kata Youssef Saqr, seorang konselor dukungan di sekolah tersebut. “Kami berterima kasih kepada UNRWA atas layanan yang diberikan kepada masyarakat, dan kami menyerukan kepada semua orang untuk melipatgandakan upaya mereka sehingga bantuan terus menjangkau semua orang.”
Sekolah tersebut telah diubah menjadi pusat perlindungan bagi para pengungsi setelah serangan dan pemboman Israel yang dipicu oleh serangan mendadak Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober yang menyebabkan 1.200 orang tewas dan 240 orang disandera.
Sejak itu, sekolah yang berubah menjadi tempat penampungan ini menjadi rumah bagi ratusan pengungsi Palestina yang melarikan diri dari kekerasan yang sedang berlangsung.
Layanan bantuan sangat dibutuhkanUNRWA memberikan layanan yang beragam dan terpadu kepada para pengungsi di pusat penampungan, kata Saqr, yang paling penting adalah bantuan selain layanan kesehatan, sosial dan psikologis.
Pekerjaannya fokus pada aspek psikologis, jelasnya sambil menambahkan bahwa ia bekerja untuk mendidik keluarga dan setiap hari mengadakan sesi khusus untuk anak-anak.
Saqr menekankan kebutuhan mendesak akan layanan bantuan, dan mencatat bahwa penghentian bantuan menyebabkan penderitaan yang tak terbayangkan di tempat penampungan karena orang-orang bergantung sepenuhnya pada bantuan yang diberikan oleh UNRWA.
