Sementara itu, di Sudan, setidaknya lima juta orang berada di ambang kelaparan. Masyarakat di lebih dari 40 titik kelaparan di sana berisiko tinggi mengalami kelaparan pada bulan depan, termasuk di wilayah Aj Jazirah, Darfur, Khartoum, dan Kordofan yang dilanda perang.
Baik di Gaza maupun Sudan, kekerasan, pembatasan yang tidak dapat diterima, dan pendanaan yang tidak mencukupi menghalangi para pekerja bantuan untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.
“Ini harus berubah – kita tidak boleh kehilangan satu menit pun,” kata Mr. Griffiths.
Peran G7 Meskipun bantuan kemanusiaan akan membantu melawan kelaparan massal, hal ini bukanlah solusi akhir terhadap masalah ini. Menurut Mr. Griffiths, hal ini bergantung pada kesiapan G7 untuk membawa pengaruh politik dan sumber daya keuangan mereka ke meja perundingan.
Namun, yang terpenting, “dunia harus berhenti memberi makan mesin perang yang membuat warga sipil di Gaza dan Sudan kelaparan,” kata Tuan Griffiths.
“Sekarang saatnya untuk memprioritaskan diplomasi yang akan mengembalikan masa depan masyarakat – dan besok, G7 akan memimpin,” tambahnya.
