Aulanews.id – Pamulang, Kemendikdasmen — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menjadi pembicara utama dalam seminar pendidikan guru di Universitas Pamulang (Unpam). Dalam pidatonya yang penuh semangat, Abdul Mu’ti menyoroti tantangan era digital dan pentingnya pendidikan inklusif bagi semua lapisan masyarakat, terutama anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di hadapan ratusan mahasiswa, Abdul Mu’ti mengingatkan bahwa dunia pendidikan saat ini berada dalam era disrupsi, di mana perubahan teknologi terjadi dengan cepat dan tak terduga. “Kita berada di tengah arus informasi yang tak terkendali. Gadget sudah di tangan, tapi banyak yang tidak tahu bagaimana mengakses informasi yang berguna,” ujarnya beberapa waktu lalu. Menurutnya, literasi digital menjadi kunci utama bagi generasi muda dalam menghadapi perkembangan zaman. Abdul Mu’ti menekankan bahwa kemampuan adaptasi terhadap teknologi sangat krusial bagi para pendidik. Ia mencontohkan seminar yang disiarkan secara online sebagai bukti bahwa teknologi bisa mempermudah akses pendidikan. “Dengan bantuan Google Translate, siapa saja di seluruh dunia bisa mengikuti seminar ini. Meskipun tidak selalu akurat, tingkat akurasinya bisa mencapai 90%,” jelasnya. Namun, ia juga menyoroti ancaman informasi digital yang berkembang pesat tanpa pengawasan. “Fenomena judi online, misalnya, telah menarik perhatian serius karena melibatkan anak-anak sekolah dengan omset triliunan rupiah,” kata Abdul Mu’ti, menunjukkan sisi gelap dari teknologi yang juga perlu diwaspadai. Dalam pidatonya, Abdul Mu’ti menguraikan tiga bekal utama yang harus dimiliki oleh guru untuk menghadapi dunia yang terus berubah. Pertama, Pengetahuan Luas (Generalist Knowledge). Menurut Abdul Mu’ti, seorang guru tidak cukup hanya menjadi spesialis di satu bidang. “Baca banyak hal, kembangkan literasi Anda. Jangan jadi orang yang ‘telmi’ (telat mikir) karena kurang membaca,” tegasnya. Kedua, Keterampilan Beragam (Skillful). Dikatan Mu’ti, dunia kerja saat ini membutuhkan individu dengan berbagai keterampilan. “Kita tidak hanya mencari keterampilan teknis yang bisa digantikan teknologi, tapi juga orang yang cerdas, terampil, dan mampu menghormati nilai-nilai budaya setempat,” jelasnya. Ketiga, Rendah Hati (Humble). Bekal terakhir yang ditekankan oleh Abdul Mu’ti adalah rendah hati. “Sikap rendah hati dan adaptif akan membuat Anda terus belajar dan bertahan menghadapi perubahan. Orang yang rendah hati akan selalu menyesuaikan diri dan mengerti arah perubahan,” tambahnya. Mendikdasmen juga menyoroti pentingnya akses pendidikan yang inklusif, terutama bagi anak-anak dengan disabilitas. “Masih banyak anak-anak Indonesia yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan pendidikan. Kita harus membuka akses pendidikan formal dan non-formal bagi semua, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus,” kata Abdul Mu’ti Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah. Ia mengajak Universitas Pamulang untuk membuka program studi khusus yang fokus pada pendidikan anak-anak dengan kebutuhan khusus. “Kami siap membantu mencari dukungan untuk program ini. Kita memerlukan lebih banyak guru yang mampu melayani anak-anak difabel,” tambahnya. Dalam pidatonya, Abdul Mu’ti memberikan tantangan langsung kepada mahasiswa Unpam. “Saya baru saja kembali dari Wamena ke Jayapura dan melihat sendiri banyak daerah yang belum tersentuh pendidikan formal. Beranikah kalian menjadi pelopor pendidikan di daerah-daerah seperti ini? Mengajar di sekolah-sekolah besar di Jakarta mungkin nyaman, tapi menjadi guru sejati berarti berani keluar dari zona nyaman,” tantang Abdul Mu’ti kepada mahasiswa Unpam, yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir. Pada kesempatan ini, Abdul Mu’ti juga membagikan kisah inspiratif seorang wartawan yang rela meninggalkan profesinya untuk mengajar anak-anak Suku Anak Dalam di Jambi. “Ini contoh nyata pengabdian demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Dedikasi seperti ini sangat langka, tetapi bisa diwujudkan dengan tekad yang kuat,” imbuhnya. Mengakhiri pidatonya, Menteri Abdul Mu’ti mengajak Universitas Pamulang untuk berkolaborasi dalam upaya transformasi pendidikan di Indonesia. “Saya berharap Unpam bisa menjadi mitra strategis dalam mengimplementasikan berbagai program pendidikan yang baru. Bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” katanya dengan penuh semangat.Seminar ini diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari para mahasiswa dan dosen yang hadir, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap pesan inspiratif dan ajakan konkret dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.*** (Penulis: Afifah Indah S/Editor: Denty A.)