“Daripada menghukum komunitas yang terpinggirkan, pemerintah perlu menjunjung tinggi hak asasi mereka,” tegasnya.
Deklarasi Politik UNAIDS tahun 2021 tentang Pengakhiran HIV/AIDS menyerukan penghapusan undang-undang yang membatasi pada tahun 2025, namun kemajuannya masih lambat.
Menjembatani kesenjangan inovasiTerobosan ilmiah, seperti obat suntik jangka panjang, menawarkan harapan namun masih belum dapat diakses oleh banyak orang karena tingginya biaya dan terbatasnya produksi.
“Alat medis yang menyelamatkan nyawa tidak bisa dianggap hanya sebagai komoditas,” kata Alexandra Calmy, pimpinan HIV di Rumah Sakit Universitas Jenewa.
“Pilihan terapi dan pencegahan revolusioner yang saat ini sedang dikembangkan harus dapat diakses tanpa penundaan untuk mencapai jangkauan universal.”
Laporan tersebut menyerukan pendekatan yang berpusat pada hak asasi manusia untuk memastikan akses yang adil terhadap inovasi yang menyelamatkan jiwa ini.
Dengarkan wawancara kami dengan Dr. Angeli Achrekar, Asisten Sekretaris Jenderal dan Wakil Direktur Eksekutif UNAIDS:
Suara perubahanLaporan UNAIDS memperkuat perspektif para pemimpin global, termasuk penyanyi dan penulis lagu Inggris Elton John, Presiden Irlandia Michael D. Higgins, dan aktivis HIV Jeanne Gapiya-Niyonzima.
“Selama HIV dipandang sebagai penyakit untuk ‘orang lain’, bukan sebagai ‘orang baik’, maka AIDS tidak akan bisa dikalahkan. Ilmu pengetahuan, kedokteran dan teknologi mungkin merupakan ‘apa’ dalam mengakhiri AIDS, namun inklusi, empati dan kasih sayang adalah ‘bagaimana’,” tulis Elton John.
Presiden Higgins menggemakan sentimen ini: “Memenuhi janji untuk mengakhiri AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat adalah sebuah pilihan politik dan finansial. Waktu untuk memilih jalan yang benar sudah lama tertunda.”