Siklus hidup cacing yang ditularkan melalui tanah memiliki dua fase—tahap hidup bebas sebagai telur dan larva di lingkungan dan tahap dewasa di dalam inang. Para peneliti berusaha memahami bagaimana tahap hidup bebas dipengaruhi oleh iklim.
Mereka meninjau literatur ilmiah terkini untuk mengumpulkan data tentang pengaruh suhu dan kelembaban relatif terhadap telur cacing dan tahap larva dari sembilan spesies cacing yang umumnya menginfeksi ternak dan satwa liar. Spesies-spesies ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok tergantung di mana mereka tinggal di inangnya: cacing yang hidup di perut dan cacing yang hidup di usus.
Berdasarkan informasi tersebut, mereka mengembangkan model matematika untuk menggambarkan bagaimana penetasan cacing, perkembangan dan kematian setiap kelompok cacing merespon suhu dan kelembaban. Mereka kemudian menerapkan model ini untuk melihat proyeksi risiko infeksi di masa lalu dan masa depan dalam berbagai skenario perubahan iklim di Eropa Selatan, Tengah, dan Utara. Untuk proyeksi masa depan, mereka mempertimbangkan skenario jangka pendek, dari tahun 2041 hingga 2060, dan jangka panjang, dari tahun 2081 hingga 2100.
“Kami tidak hanya melihat korelasi atau hubungan linier antar variabel. Kami menguraikan bagaimana setiap komponen tahap hidup bebas dipengaruhi oleh kondisi iklim, mengembangkan pemahaman mekanistik tentang bagaimana cacing merespons tekanan lingkungan ini,” kata Chiara Vanalli. sarjana pascadoktoral di Penn State dan penulis utama penelitian tersebut, yang dilakukannya sebagai mahasiswa pascasarjana di laboratorium Cattadori. “Ini penting untuk memahami apa yang mungkin terjadi di masa depan.”