Mengungkap Makam Mbah Taslim sebagai Asal Usul Jakatamu desa Jagalempeni Kecamatan Wanasari Kab Brebes

Seluruh pemuda yang masih lajang berjaga selama Syekh Abdurrahman bertamu di rumah Mbah Taslim. Mereka tidak banyak tahu apa yang diperbincangkan antara Mbah Taslim dan Syekh Abdurrahman. Tugas mereka hanya menjaga tamu kehormatan ( Syekh Abdurrahman ) di rumah Mbah Taslim.

Namun demikian saat Syekh Abdurrahman memasuki kediaman Mbah Taslim tidak banyak orang yang tahu. Bahkan seorang pemudapun tidak tampak ketika awal Beliau masuk dirumah kediaman yang sangat sederhana. Ketika Syekh Abdurrahman selesai bertamu setelah keluar dari kediaman Mbah Taslim, ternyata sekitar rumah sudah berjajar pemuda yang berjaga.

Mereka masih lajang atau disebut jejaka. Jadi semua pemuda yang menjaga tamu ( Syekh Abdurrahman) masih perjaka atau lajang. Saat Beliau menyapa mereka dan bertanya, kamu semua siapa? Mereka menjawab, ” kami adalah pemuda perjaka yang menjaga tamunya Mbah Taslim”.

” Oh.. berarti kalian semua adalah yang menjaga tamu”, sambung Syekh Abdurrahman. Serentak para pemuda menjawab, “ya.. kami yang berjaga dan melindungi tamu agar tetap aman”. Berangkat dari percakapan antara Syekh Abdurrahman dan para pemuda yang menjaga tamu itulah kemudian muncul istilah ” Jakatamu ” .

Kalimat ” Jakatamu ” berasal dari dua kata, pertama ” Jaka ” dan kedua ” Tamu “. Dua kata tersebut dirangkai menjadi ” Jakatamu ” untuk nama pedukuhan bagian selatan dari desa Jagalempeni. Jadi perjaka ( lajang.) yang menjaga tamunya “Mbah Taslim” itulah akhirnya menjadi “kocap” atau nama.

Inilah salah satu yang mendasari nama Jakatamu dihubungkan dengan makam leluhur( Mbah Taslim) yang setiap jumat manis sebagian warga masyarakat berkirim doa di tempat tersebut. Tentu hal tersebut bukan satu satunya versi yang menjadi kebenaran mutlak. Karena buku sejarah dalam bentuk babad atau manuskrip sebagai bukti sejarah belum ditemukan sampai sekarang.

E-Harian AULA

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist