Sementara konon ceritanya memiliki peninggalan “kendi “untuk berwudhu tetapi sudah hilang. Jadi tinggal hanya sebuah cerita di balik peninggalan ” kendi ” yang disebut ” padasan ” ( kendi untuk berwudhu). Orang-orang dulu di depan rumahnya terdapat sumur dan disampingnya terdapat ” padasan” untuk berwudlu. Sumur tersebut digunakan oleh lingkungan sekitar yang hampir tidak pernah kering sekalipun musim kemarau.
Keberadaan Makam Mbah Taslim yang konon disebut sebagai orang soleh menurut KH Mas Mansur Tarsudi ( Mustasyar PCNU Kab Brebes ) menjadi asal usul nama pedukuhan Jakatamu desa Jagalempeni Kec Wanasari Kab Brebes. Jakatamu adalah pedukuhan yang menjadi pintu masuk dari arah selatan menuju desa Jagalempeni Kec Wanasari Kab Brebes.
Menurut penuturan KH Mansur Tarsudi dengan sanad cerita dari Abahnya ( Al Magfurlah Kyai Tarsudi). Kyai Tarsudi mendapatkan kisah ini dari kakeknya dan bersambung sampa Syekh Abdurrahman yang makamnya di Jatirokeh. Syekh Abdurrahman adalah buyut yang menurunkan KH Mansur Tarsudi.
Konon ceritanya, Syekh Abdurrahman pernah berkunjung di rumah salah satu orang soleh pada saat zaman kompeni ( tidak jelas tahunnya, tapi saatnya kompeni sedang bercokol di wilayah nusantara). Zaman dulu sesama orang soleh sering bersilaturahmi bukan hanya karena ikatan pertalian darah ( geneologis), namun karena memiliki rasa nasionalisme yang sama sehingga sering bertemu salah satunya dalam rangka mengusir penjajah kompeni.
Saat Syekh Abdurrahman bertamu di rumah kediaman orang soleh tersebut yang menurut ceritanya bernama Mbah Taslim banyak anak muda yang berjaga di sekitar kediaman Mbah Taslim. Beliau tergolong tokoh agama yang taat beribadah. Dilihat dari namanya Mbah Taslim termasuk orang yang banyak memasrahkan hidupnya kepada Sang Pencipta. Sikap tawakal, zuhud dan qonaah menjadi prilaku keseharian.