Aulanews.id – Ibu itulah panggilan kami para santri kepada beliau Nyai Hj. Hamidah Ahmad, dan Bapak panggilan kami kepada KH. Imam Haromain Asy’ari, panggilan yang menggambarkan betapa dekatnya para santri kepada Kyai dan Bu Nyainya dan menjadi ciri khas tersendiri bagi Pondok Pesantren Mamba’ul Maarif Asrama Sunan Ampel Denanyar Jombang.
Ibu adalah sosok yang sangat dermawan bagi para santri putra, setiap santri putra pasti mempunyai pengalaman tersendiri dengan beliaunya. Apalagi bagi santri yang jarang pulang ketika liburan Pondok pesantren seperti saya.
Teringat ketika liburan seperti Hari Raya Idul Adha, Idul Fitri dan Romadlon ketika para santri lainnya pulang ke rumah dan daerah masing-masing. Saya dan beberapa sahabat di pesantren yang merasa di pondok pesantren sudah seperti rumah sendiri, terkadang tidak ikut liburan untuk pulang ke rumah atau daerah masing-masing, yang mana ketika liburan maka jatah makan juga biasanya tidak ada karena yang masak juga ikut libur. Di saat itulah Ibu selalu memberikan makan-makanan yang bergizi alias lezat bagi kami santri yang tidak pulang, itulah salah satunya yang membuat kita para santri menjadi dekat dengan beliau.
Apalagi ketika ada acara muwaddaah (wisuda) ataupun syukuran di ndalem pasti Ibu tidak melupakan santrinya untuk ikut diajak makan bersama. Bagi para santri dahulu ketika ada acara muwaddaah, pasti punya pengalaman makan daging sampai perut kekenyangan, dan bahkan sampai tidak mau makan daging lagi untuk beberapa hari karena sampai eneg.
Kedermawanan beliau bagi para santri adalah sebuah uswah yang diteladani bagi setiap santri. Beliau mengajari bagaimana cara menghormati orang dan tidak membeda-bedakannya. Sehingga banyak sekali tutur beliau yang menjadi rujukan bagi keluarga dan para santri untuk meneladaninya.