Aulanews.id – Bakal calon presiden dan wakil presiden yang diusung Partai NasDem dan PKB Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menghadiri Halaqah Pemikiran Politik Sunan Ampel, di Surabaya, Sabtu (9/9/2023). Halaqah Politik yang diprakarasai PKB ini adalah rangkaian Tour de Wali Songo.
Dalam sambutannya, Gus Imin Halaqah Politik Bersama Anies bukan suatu kebetulan, melainkan sudah takdir. “Kebetulan tanpa diduga momentumnya tepat sekali seluruh acara serangkaian dengan deklarasi dan puncaknya pada halaqah pada sore hari ini. Semula saya sendirian, kini menjadi berdua,” kata Gus Imin, Sabtu (9/9/2023).
Menurutnya, perjalanan Tour de Wali Songo merupakan tapak tilas menelusuri perjalan panjang dakwah islamiyah sekaligus pembangunan peradaban Indonesia.
Dalam perjalanannya, para wali membawa agama Islam di Indonesia bukan sekadar memaksa, tetapi saling bahu-membahu hingga akhirnya satu dialektika agama menjadi Islam yang kuat dan kokoh.
Cak Imin menilai PKB merupakan pewaris ajaran dan nilai-nilai yang diajarkan para wali. PKB adalah pewaris dan mandat sejarah, para wali, ulama, masyayikh sebelum hingga kemerdekaan terjaga dengan baik.
“Wajar PKB punya tanggungan di pundaknya bagaikan air deras. Tumbuh berkembang menjadi aliran air yang merata. Air ini tidak boleh lama-lama berhenti. Kalau lama-lama berhenti bisa mambu (bau),” ujarnya.
Perumpamaan itu yang menggambarkan bertemunya Anies dan Cak imin. Perjalanan panjang mencari pendamping dalam Pilpres 2024 terwujud. “Air tidak boleh lama berhenti, air harus mengalir. Air mengalir bagaikan saya yang ketemu Mas Anies. Takdir menemukan jalannya, perjalannya air sempat mengendap. Anies yang cerdas yang punya pengalaman. Satu-satunya gubernur yang mampu membuat stadion standar internasional,” katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya, Anies Baswedan menyatakan ada kemiripan situasi saat para wali datang menyebarkan Islam di tanah Jawa. “Ada perbedaan budaya yang amat lebar, tapi mereka memiliki kemampuan untuk menyatukan untuk yang berbeda itu,” ungkap Anies yang mengenakan pakaian putih dipadu sarung gelap itu.
Sekarang, lanjutnya, kita mengalami situasi yang mungkin serupa. Ada perbedaan sosial, ekonomi, dan sosiologis yang membuat Indonesia ini harus dijaga keutuhannya. “Kita sadar umat Islam menjadi salah satu perekat persatuan yang ada di Indonesia. Kita ingin teruskan tradisi ini. Kita inginkan Islam yang rahmatal lil alamin,” tegasnya yang disambut teriakan “Amin” oleh para hadirin.