Aulanews.id – Setiap kawasan, termasuk dalam hal ini negara memiliki kekhasan yang dapat menjadi elemen pemersatu. Dan untuk di Indonesia, potensi yang bisa menjadikan warga dan negara tetap aman dan terkendali di tengah perbedaan adalah Pancasila.
Tidak semata sebagai sarana meredam beragam potensi disintegrasi, keberadaan dasar negara ini ternyata dapat dijadikan sebagai sarana untuk perdamaian. Sekali lagi, tidak hanya di dalam negeri, juga dunia.
Karena itu, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri meyakini bahwa ideologi Pancasila dapat diterima bahkan dipakai oleh dunia untuk misi perdamaian. Hal tersebut bakal disampaikan Megawati saat menjadi pembicara kunci dalam acara Jeju Forum for Peace and Prosperity, Kamis (15/09/2022).
“Saya selalu mengatakan bahwa Indonesia, alhamdulillah punya Pancasila yang sebenarnya itu sangat bisa dipergunakan oleh seluruh bangsa di dunia terutama dari sisi masalah perdamaian,” kata Megawati di kawasan Seogwipo, Jeju, Korea Selatan, Senin (12/09/2022) malam.
Megawati kemudian menjelaskan bagaimana ideologi Pancasila yang ditanamkan di Indonesia. Menurut dia, Indonesia adalah bangsa yang memiliki beragam perbedaan di setiap warganya. Hal ini tak dipungkiri berujung pada munculnya kesulitan-kesulitan. Namun, Megawati meyakini, kesulitan itu dapat diselesaikan melalui jalur perdamaian yang diamalkan dengan Pancasila. Dan hal tersebut tidak semata menjadi isapan jempol, melainkan telah terbukti hingga saat ini.
“Sehingga, saya kira ini sebetulnya universal, dapat dan dipergunakan oleh dunia,” tutur Megawati.
Presiden ke-5 RI itu menuturkan, respons dunia terhadap Pancasila pun positif. Ia menyatakan, berbagai negara di dunia bahkan mengagumi lima sila yang ada dalam Pancasila.
“Kalau bertanya atau bicara dengan saya, mereka selalu ada kekaguman dari sisi pertama sampai lima,” ungkap Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu.
Kendati demikian, Megawati mengaku tak memaksakan ideologi Pancasila kepada negara-negara di dunia. Sebab, menurutnya, hal ntuk menerima merupakan hak setiap bangsa di dunia.
“Ya tentunya kan semua bangsa tentu dengan kehendak dan kepentingan internalnya juga,” pungkas Megawati. (Ful)