Masjid Tua Wapaue di Maluku Tengah Nan Istimewa

Masjid Wapaue di Maluku Tengah (Foto: Kompas)
Masjid Wapaue di Maluku Tengah (Foto: Kompas)

Aulanews.id, Ambon –  Masjid Tua Wapaue, sebuah masjid unik di Maluku Tengah yang berusia lebih dari 600 tahun. Hingga kini, masjid tua itu berdiri megah di Desa Kaitetu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Masjid yang disebut-sebut tertua di Maluku ini menyimpan banyak keunikan. Pada prasasti yang berdiri di samping masjid tertulis bahwa Masjid Wapaue didirikan oleh Perdana Jamillu, orang kaya dari Alahahulu, di Wawane, pada tahun 1414 Masehi. “Pada tahun 1614 dipindah oleh Imam Rijalli ke Tehalla, 6 km sebelah timur Wawane. Pada tahun 1664 masjid tururn ke negeri Atetu lengkap dengan peralatan ibadahnya. Ciri khas bangunan induknya tanpa mempergunakan paku,” demikian tertulis di prasasti itu.


Tim kecil dari Balitbang Diklat Kemenag RI diantar Mohammad DJ Parry alias Adung, pegawai Balai Diklat Keagamaan Ambon,nmengunjungi masjid tersebut pada Selasa (8/8/2023). “Subhanallah ya. Ini masjid benar-benar unik. Meski sudah tua, tapi tetap terawat dengan baik. Ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah setempat. Misalnya memperbagus akses ke sini agar menjadi kawasan wisata religi,” kata Lando Akbar (Adung), koordinator tim kecil dari Balitbang Diklat Kemenag.

 

Adung mengatakan, menurut kisah orang-orang tua dulu, Perdana Jamillu pada tahun 1414 menjadi pelaku sejarah penyebaran agama Islam di Maluku. Keturunan Kesultanan Islam Jailolo dari Moloku Kie Raha (Maluku Utara) itu datang ke tanah Hitu untuk menyebarkan agama Islam pada 1400 M. “Ia menyebarkan ajaran Islam pada lima negeri di sekitar pegunungan Wawane, yaitu Assen, Wawane, Atetu, Tahala, dan Nukuhaly, yang sebelumnya telah dibawa mubaligh dari Arab. Awalnya, Masjid Wapaue bernama Masjid Wawane karena terletak di Lereng Gunung Wawane,” tutur Adung.

 

 

Di masa penjajahan Belanda, masjid sempat dipindah ke Kampung Tehalla yang berjarak enam kilometer di sebelah timur Wawane pada tahun 1614. Hal ini karena Belanda mengganggu kedamaian penduduk kampung yang menganut ajaran Islam dalam kehidupan keseharian mereka.

 

Di lokasi yang baru ini, masjid berdiri di wilayah yang banyak ditumbuhi pohon mangga berabu (mangga hutan) yang dalam bahasa Kaitetu disebut Wapa. Akhirnya, masjid berganti nama menjadi Masjid Wapaue, artinya masjid yang didirikan di bawah pohon mangga.

Pada tahun 1646, Belanda berhasil menguasai Tanah Hitu usai perang Wawane dan Perang Kapaha. Kebijakan politik Belanda meminta masyarakat turun gunung ke pesisir untuk memudahkan pengawasan.

Dengan aturan tersebut, Masjid Wapaue ikut pindah lokasi ke Kaitetu, lokasi saat ini. Pemindahan masjid termasuk lima negeri yang terjadi pada tahun 1664 itu dikenal sebagai tahun berdirinya Negeri Kaitetu.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist