Dalam penelitian lain yang juga dilakukan pada tahun 2015, para ilmuwan menemukan bahwa bentuk beberapa kerikil di Mars menunjukkan tanda-tanda bahwa kerikil tersebut pernah menggelinding puluhan mil melalui aliran sungai, mengisyaratkan bahwa Mars pernah memiliki sungai yang stabil dan tidak hanya sekadar aliran air sementara.
Analisis lapisan batuan Mars mengungkapkan bahwa lapisan yang lebih dalam, yang terbentuk lebih awal kemungkinan besar tercipta ketika Mars masih memiliki air segar yang melimpah.
Namun, lapisan batuan yang lebih dekat ke permukaan menunjukkan sejarah yang berbeda, menggambarkan perubahan Mars menjadi “planet gersang dengan hanya sisa-sisa air asin, hingga akhirnya menjadi gurun yang sangat kering seperti yang kita lihat saat ini,” ujar Fairen.
Sebagian besar air di Mars saat ini kemungkinan membeku di lapisan es kutubnya. Jika semua es air ini mencair, perkiraan menunjukkan bahwa bola seukuran planet merah itu mungkin tertutup oleh air sekitar 100 kaki (30 meter), kata Suniti Karunatillake, seorang ilmuwan planet di Universitas Negeri Louisiana di Baton Rouge.
Air beku mungkin tidak hanya ada di garis lintang tinggi di kutub Mars, tetapi juga di garis lintang tengah. Misalnya, pada tahun 2015, para ilmuwan menemukan bahwa bongkahan es raksasa sebesar gabungan California dan Texas terkubur tepat di bawah permukaan Mars antara ekuator dan kutub utara dan ditutupi lapisan debu pelindung.