Aulanews.id – Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Marzuki Mustamar mengajak nahdliyin istiqomah bersama NU dan tidak keluar dari NU. Pernyataan itu disampaikan saat orasi dalam Apel Akbar 30.000 Kader NU Jatim di Alun-Alun Kanjeng Sepuh Sidayu, Gresik, Kamis (10/11/2022). “Jangan keluar dari NU. Jangan bergeser dari NU. Jangan ragu tentang kebenaran NU. Jangan suudzon kepada masayikh NU. Jangan menuduh apalagi memfitnah kiai-kiai NU. Mari kita istiqamah bersama NU,” tegas Kiai Marzuki.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek Malang itu pun menambahkan, seseorang yang keluar dari NU ia akan kehilangan Imam Syafi’ie. Bahkan, seseorang yang keluar dari NU juga akan kehilangan sosok panutan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, seorang ulama ahli fiqih dari Persia yang sangat dihormati. “Dalam manaqibnya, Syaikh Abdul Qodir mengatakan, jangankan masuk, lewat saja di depan madrasah saya, di depan thoriqat saya, Allah pasti meringankan adzabnya di hari kiamat,” ujarnya.
Kiai Marzuki menyebutkan sejumlah tokoh dan masayikh yang bergabung di jamiyah Nahdlatul Ulama. Menurutnya, di NU ada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan hingga KH As’ad Syamsul Arifin. “Mereka auliya Allah, kita butuh syafaat mereka. Jangan sombong merasa bisa masuk surga tanpa mereka. Makanya, jangan keluar dari NU,” tegasnya.
Menurutnya, di Nahdlatul Ulama akidahnya Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah, Asy’ariyah-Maturidiyah. Selain itu, di NU ada Jamiyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (Jatman), semua sanadnya sampai ke Rasulullah SAW. “Tidak ada poin ajarannya yang bertentangan dengan syariat. Jika anda ikut thariqah yang tidak mu’tabarah, bisa saja thariqahmu tidak bersambung kepada Rasulullah. Ayo tetap NU, agar akidah dan syariat kita benar, dan supaya thariqah menata hati dengan benar,” jelasnya.
Dirinya mengimbau, agar Nahdliyin terus menjaga NU sebagai warisan dari muassis di masa lalu. Di antara yang dapat dilakukan ialah tidak berpecah belah ataupun membuat gerakan sempalan. “Jadi pengurus tetap NU. Tidak jadi pengurus tetep NU. Menjadi pengurus, alhamdulillah. Tidak dipilih (jadi pengurus) tetap berkhidmah dan mengurusi NU. Jaga NU, jangan berpecah belah. Jaga NU, jangan membuat gerakan sempalan,” tandasnya.