“Program Akuisisi Pengetahuan Lokal ini menjadi salah satu bentuk kontribusi dan jawaban atas berbagai tuntutan terhadap peran lembaga riset dalam penyelesaian masalah-masalah aktual yang dihadapi bangsa, khususnya melalui penyediaan produk-produk informasi yang kredibel dan inovatif guna menjaga dan melestarikan pengetahuan dan kearifan lokal Indonesia,” ungkapnya.
Kepala Laboratorium Hematologi Fakultas Kesehatan UNUSA ini mengungkapkan, bahwa Program Akuisisi Pengetahuan Lokal memiliki tujuan menyediakan fasilitas publik berupa sumber literasi Pengetahuan Lokal dalam bentuk buku atau audio visual yang kredibel, mudah, dan merata yang dapat diakses dan dimanfaatkan secara gratis oleh masyarakat. Dirinya memberikan tips dan trik agar para karya dosen bisa lolos program akuisisi Penerbit BRIN.
“Buku yang kita susun harus memenuhi anatomi buku sesuai jenis buku yang akan diterbitkan, sebetulnya halaman website Penerbit BRIN sudah menjelaskan proses penerbitan dengan jelas, bahkan disiapkan template untuk penulisannya. Kita tinggal mengikuti gaya selingkung yang diminta dan disubmit pada halaman website yang sudah disiapkan. Selain itu, isi dari buku harus kita perhatikan keabsahan, orisinalitas, hingga kebaruan yang bisa kita berikan. Insyaallah kalau kita submit di penerbit BRIN, jika memenuhi syarat akan langsung diusulkan dalam program akuisisi,” pungkas pria kelahiran Serang, Juli 1990 ini. (Humas Unusa)