Aulanews.id – PT PLN (Pesero) terus aktif memanfaatkan biomassa sebagai bahan co-firing untuk pembangkit listrik.
Salah satunya diterapkan subholding PLN Nusantara Power (NP) yang menggandeng Pemerintah Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan untuk memanfaatkan limbah produksi jagung menjadi bahan biomassa.
Limbah jagung tersebut digunakan sebagai bahan co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya.
Sebagai informasi, co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran PLTU di mana sebagian batu bara yang dijadikan bahan bakar diganti dengan bahan lainnya, yang dalam konteks ini adalah biomassa sehingga dapat menekan emisi gas buang.
Sebelumnya, PLTU Punagaya telah menggunakan co-firing yang berasal dari sawdust dan woodchip.
Penjabat Bupati (Pj Bupati) Jeneponto, Junaedi Bakri menyampaikan potensi wilayahnya sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Sulawesi Selatan.
Berdasarkan data yang ada, dengan luas lahan tanam jagung mencapai 60.165 hektare dan produksi jagung di tahun 2022 mencapai 418 ribu ton, wilayah ini memiliki andil besar terhadap suplai jagung nasional.
Dia pun mengapresiasi PLN Nusantara Power yang telah mengambil langkah tepat dalam memanfaatkan limbah bonggol jagung yang berlimpah tersebut.
Langkah nyata itu pun membuat produksi lebih bermanfaat untuk energi hijau.
“Saya melihat ada potensi besar yang dapat dimanfaatkan PLN Nusantara Power dalam mengolah limbah bonggol jagung sebagai bahan biomassa.
“Saya berharap agar limbah ini dapat terserap paling tidak 20% dari total produksi jagung,” ujar Junaedi Bakri.