“Neochoice ada empat program, setelah DCT keluar akan ada program kerja dari calonnya, kemudian nanti ada kampanye list kampanye, podcast dan seminar. Jadi memang tarikannya gak cuma ke masyarakat yang mengakses saja, tapi ada komunikasi dua arah,” ucap Sabrina.
Di project itu ia dan timnya juga mengajak masyarakat berinteraksi mengetahui mengenai Pilkada Jawa Timur, karena memang berangkat dari domisili Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur. Menariknya dari hasil sampel ke masyarakat, ada beberapa warga yang tak tahu sosok Gubernur Jawa Timur.
“Ada 8 dari 10 orang yang kami temui di Kayutangan, Malang, yang kami survei kami tanyai ini tidak tahu dan tidak kenal Gubernur Jawa Timur,” tuturnya dikutip dari okezone.com.
Di sisi lain Wawan Sobari, dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya mengungkapkan, project yang dibuat para mahasiswa ini bagian dari tugas akhir mata kuliah kewirausahaan politik di semester 5 perkuliahan. Dimana tujuan project itu berbasis permasalahan Pemilu dan meningkatkan partisipasi memilih dalam Pemilu 2024, berbasis digital sesuai dengan passion generasi muda.
“Project mereka harus membuat Digital Civic Pemilu pemilu 2024, yang bertujuan meningkatkan partisipasi. Jadi partisipasi di pemilu itu bukan hanya mencoblos, tetapi juga dia bisa melakukan kontak, bisa berhubungan langsung dengan timnya kandidat, mengetahui lebih dalam tentang apa program mereka ke depan sehingga pemilih bisa memilih dengan lebih terliterasi, dengan baik,” jelas Wawan Sobari.
Dari ide gagasan itu disebut pengamat politik diimplementasikan untuk literasi kepada para pemilih pemula di Pemilu 2024, baik tingkat Pemilihan Presiden (Pilpres), Pilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Salah satu penilaiannya supaya masyarakat mampu dapat literasi dan kemudahan untuk meningkatkan partisipasi politik.
“Jadi mereka semua setiap kelompok wajib untuk membuat project-nya sesuai gagasan, untuk merespon masalah-masalah yang muncul seputar Pemilu 2024, terutama di dalam kemudahan dalam pemilih melaksanakan hak pilihnya secara kritis,” tukasnya.