Momentum Tahun Baru Hijriyah, banyak dikemas oleh para Ulama’ dan orang orang Shalih, untuk Muhasabah, (Introspeksi diri), dengan selalu bertaubat dan berdo’a, memohon kepada sang pencipta Allah swt., Agar ditahu yang lampau, banyak kesalahan, dan kekurangan, dapat diampuni, dan kemudian pada tahun-tahun mendatang menjadi tahun yang lebih sukses, semangat, dan tentu lebih baik secara keseluruhan, sebagai mana kesuksesan peristiwa Hijrah, dengan momentum ini para ulama dan orang-orang solih membekali masyarakat muslim dengan membuat tuntunan do’a ahir tahun, dan do’a awal tahun, do’a ahir tahun dibaca setelah solat ashar ahir bulan Dzul Hijjah, dan Do’a awal tahun dibaca sehabis Maghrib Tanggal 1 Muharrah, (tahun baru Hijriyah). Yang kemudian diikuti dengan berpuasa, santunan kepada anak yatim, faqir miskin, dan berbagai kegiatan yang bernuansa Islami.
MEMPERINGATI TAHUN BARU HIJRIYAH
Peristiwa Muharram, sebetulnya sudah ada sejak manusia Pertama, Yaitu Nabi Adam Alaihissalam, beliau diturunkan ke bumi dengan Dewi Hawa, untuk menjalankan Taubatan Nasuha (taubat yang tulus dan bersih), beliau berdua diturunkansecara terpisah jauh, Adam diturunkan di daerah India, sedangkan Ibu Hawa diturunkan di daerah Irak, tempat yang sangat berbeda dan Jauh, Namun alloh kemudian mempertemukan keduanya di Arafah Makkah, tepatnya di Jabal Rahmah setelah keduanya melakukan pertaubatan,dan diterima Taubatnya oleh Allah swt. Bertepatan dengan bulan Muharram, atau Asyura, (Abul Laits As-Samarkandy, Tanbihul Ghofilin 122)
Memperingati Peristiwa Muharram, yang lebih fenomenal juga telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam sebuah hadits Sohih bukhori No. 3397 yang berbunyi :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا، يَعْنِي عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا: هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ، فَقَالَ «أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ (حديث 3397 )
Artinya : Dari Ibnu Abbas ra. Sesungguhnya Nabi saw. Setyelah datang ke Madinah, menjumpai orang-orang Yahudi sama berpuasa pada Hari Asyura (muharram), Lalu Nabi Bertanya, apa an ini,.. kemudian orang-orang menjawab,.. Ini Hari yang Agung (hebat), yaitu Hari dimana Allah telah menyelamatkan Musa as. Dan Menenggelamkan Firaun dan punggawanya, kemudian aku puasa Untuk Musa, sebagai bentuk Syukur kepada Alloh,.. Lalu Nabi Mengatakan “Aku Lebih Berhak dengan Musa, daripada mereka, kemudian Nabi Berpuasa, lalu memerintahkan Ummatnya Untuk Berpuasa. Hadits Bukhori no. 3397 (Kitab Sohih Bukhori, 4/153 Syamilah).