Majelis Sastra Urban #15 Kantong Sastra Surabaya Ada di Kampus

Anggota Tim Kreatif Majelis Sastra Urban Alfian Bahri menambahkan, Mahmoud Darwish telah menerapkan perlawanan melalui puisi. Sebuah perlawanan yang dimulai dari perenungan dan kesedihan. Sehingga mempunyai kekuatan dasar yang kuat, ketimbang melawan dengan fisik dan ungkapan berapi-api.

“Darwish mengajak pembaca bukan hanya untuk melakukan perlawanan, tetapi juga untuk dengan bijak menyalurkan perlawanan lewat perenungan, penyesalan, hasrat perjuangan, dan kekalahan. Ini jelas berbeda dengan konsep perlawanan yang selama ini dikenal dalam perspektif umum. Cara pandang Darwish justru lebih mengedapankan keintiman dan keontetikan yang mendasar,” ujar Alfian yang sehari-hari bekerja sebagai guru di SMP Kawung 1 Surabaya.

Diskusi sastra bakal dipandu oleh penyair wanita Surabaya, yakni Nanda A Rahmah. Adapun narasumber pertama Brah Muhammad, penerjemah buku puisi Mahmoud Darwish berjudul Surat dari Penjara. Narasumber kedua Fahruddin Al-Mustofa, kritikus sastra lulusan Université Hassan II Casablanca, Maroko.

Majelis Sastra Urban juga menampilkan beragam pertunjukan seni. Mulai dari pembacaan puisi oleh Regina Jawa (Teater Gapus Unair dan Nanang Prastyawan (Unipa), musikalisasi puisi dari Tetar KU Unitomo, monolog berjudul Buram Bahagia oleh Cece Fransiska Putri (STKW).

“Ada pula pertunjukan musik oleh Mas Arul Lamandau dan tari remo oleh Mbak Dini. Serta lapak buku oleh Penerbit Dalam Gang Surabaya,” kata Alfian. []

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist